Strategi Bisnis Deenay di Tengah Pandemi: Pertahankan Ciri Khas dan Kualitas

9 Juli 2020, 06:58 WIB
/Deenay/

GALAMEDIA - Produsen jilbab Deenay kini, tetap menjadi pilihan banyak orang. Brand lokal Bandung yang berdiri sejak 2014 silam ini, tetap mempertahankan ciri khas dan kualitas yang sangat terpantri dibenak konsumen.

Founder Deenay, Trini Midiyati Yuniar mengatakan, mempertahankan ciri khas dan kualitas merupakan strategi jitu dalam mempertahankan, dan memperluas jaringan bisnis. Strategi ini, mampu membuat Deenay tetap bertahan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Bersungguh-sungguhlah Mencari Ilmu dan Mengamalkannya, Ini Dia Hadistnya

“Tak hanya bagi Deenay saja, tapi tahun ini merupakan tahun yang memang sulit bagi hampir seluruh pebisnis busana. Pandemi Covid-19 ini, cukup mempengaruhi berbagai sektor bisnis, karena orang-orang lebih fokus pada kesehatan dan kebutuhan pokok,” katanya, Kamis 9 Juli 2020.

Mempertahankan ciri khas dan kualitas dari sebuah produk ini, katanya, akan teruji dalam tren yang berkembang begitu pesat. Menurut Trini, Deenay yang memiliki ciri khas gaya geometrik, tetap bisa diterima para konsumen setia, meskipun terus berganti. Hal itu, karena Deenay terus berinovasi dan mengikuti tren masa kini namun tak meninggalkan ciri khasnya.

Baca Juga: Sudahkah Anda Beramal Hari Ini? Yuk Kita Simak Hadistnya

“Hingga pertengahan 2020 ini, penggemar kerudung segi empat masih menjadi andalan pengguna hijab di tanah air. Kerudung segi empat dengan aksen printing yang bermotif, masih menjadi andalan item fashion yang sangat digemari para hijaber,” papar Trini.

Tak hanya digunakan sebagai hijab, pasalnya, scarf kini juga banyak dikenakan masyarakat sebagai penutup kepala ketika harus ke luar rumah. Tetapi, kehadirannya pun menjelma sebagai outfit perlindungan diri.

Namun, dibandingkan dengan puncak kejayaannya, dua atau tiga tahun lalu, selera masyarakat terhadap kerudung printing boleh jadi bergeser. Hal ini, terlihat dari beberapa faktor, seperti desain motif, tipografi, dan warna. Apakah tren ini masih akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depan?

Baca Juga: MotoGP Amerika Serikat 2020 Resmi Batal Digelar Musim Ini

"Kalau dilihat dari penjualan, tahun ini tentu berkurang dibandingkan dengan tahun lalu, itu disebabkan oleh kondisi pandemi. Tapi kalau tahun 2019 dibandingkan dengan 2018, trennya mengalami peningkatan. Artinya, tren ini sebenarnya terus meningkat, dan masyarakat masih terus menggemari printing scarf hingga beberapa waktu ke depan," kilah Trini.

“Kita harus selalu melakukan inovasi, dan harus mengikuti tren. Kalau Deenay sendiri bermain di gaya Geometrik. Meskipun mengikuti tren yang ada, benang merah gaya Geometerik selalu kami masukan. Jangan jauh-jauh dari tren yang sedang berlangsung. Ciri khas dan identitas kita harus tetap masuk dalam tren yang sedang berlangsung,” tandasnya.

Baca Juga: Genoa vs Napoli: Suntikan Tiga Poin, Partenopei naik ke peringkat kelima.

Trini menambahkan, adapun desain yang sedang digandrungi masyarakat yakni motif watercolor. Oleh brand yang didirikan sejak 2014 itu, motif tersebut ditransformasikan sesuai dengan ciri khas Deenay, yaitu geometris.

"Benang merah tetap ada dengan desain-desain Deenay yang lain," ucap Trini. Selain itu, elemen tipografi juga tetap "bermain". Meskipun, kehadirannya tak sebanyak beberapa waktu lalu.

"Untuk warna, warna earth tone dan bold masih digemari. Kalau Deenay, tetap bermain di warna bold, namun dengan pencampuran yang soft sehingga tidak terlihat menumpuk," imbuhnya.

Baca Juga: Colong Data Pengguna, Google Hapus 25 Aplikasi di Play Store Mulai dari Games Hingga Video Editor

Lebih lanjut, Trini menyebut mempertahankan kualitas produk merupakan cara paling baku untuk tetap menjadi pilihan para konsumen.

“Tetap mempertahankan kualitas. Jangan sampai karena produk kita sudah dikenal banyak orang, kualitas harus tetap dipertahankan. Agar kita tetap ada di hati para pelanggan,” ujarnya.

Sementara itu, walaupun pulau Jawa menjadi area yang di sasar selama ini untuk dijadikan sentral perdagangan, Deenay juga telah mulai menjangkau konsumen di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Hingga kini, Deenay telah memiliki satu outlet di FX Sudirman (Jakarta) dan tiga outlet di Kota Bandung, yakni di Taman Cempaka No.7, Warehouse di Jl. Kembar Timur no.39 dan Balubur Town Square (Baltos).
Di balik kesuksesan bisnis yang ada, kegiatan berbagi juga dilakukan oleh Deenay melalui program "Deenay Berbagi".

Baca Juga: Man City vs Newcastle: David Silva Jadi Motor Kemenangan 5-0 The Citizens

Untuk penyalurannya, program ini dijalankan dengan bantuan para reseller di berbagai daerah. Para reseller bisa berbagi melalui Deenay, sehingga makin tumbuh rasa memiliki. Seperti dikemukakan Sales & Marketing Manager Deenay.

“Ragam kegiatan yang dilakukan ini seperti, berbagi sembako, dakwah, dapur umum, dan membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi. Tak hanya itu, Deenay juga melakukan penyerahan APD ke rumah sakit dan Puskemas di beberapa daerah,” pungkasnya. (Krisbianto).**

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler