Rupiah Menguat di Tengah Optimisme Pasar terhadap Penemuan Vaksin Covid-19

21 Juli 2020, 16:49 WIB
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.) /

GALAMEDIA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada Selasa, 21 Juli 2020 sore ditutup menguat. Khusus yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, penguatan karena adanya optimisme pasar akan ditemukannya vaksin Covid-19.

Rupiah ditutup menguat 44 poin atau 0,3 persen menjadi Rp 14.741 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.785 per dolar AS.

Pada pagi tadi, rupiah juga dibuka menguat di posisi Rp 14.755 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.730 per dolar AS hingga Rp 14.775 per dolar AS.

Baca Juga: Positif Covid-19 Indonesia Hampir Tembus 90 Ribu, Hari Ini bertambah 1.655 Pasien

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 14.813 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.832 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, kabar positif datang dari pengembangan vaksin Covid-19 seperti Pfizer dan BioNTech yang melaporkan data awal yang positif seputar vaksin anti-corona yang mereka kembangkan.

Kandidat vaksin lainnya berasal dari Universitas Oxford dan AstraZeneca yang juga menunjukkan respon imunitas yang positif dalam uji coba awal.

Baca Juga: Puluhan Tahun Terpisah, Upaya Kara Bos Menemukan Ibu Kandungnya Berakhir Pilu

"Ini menambah optimisme pasar bahwa vaksin virus corona akan bisa dtemukan dan menjadi satu-satunya kunci untuk menekan penyebaran pandemi virus corona yang saat ini sudah memporak-porandakan perekonomian global," ujar Ibrahim, Selasa, 21 Juli 2020.

Dari domestik, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi akan membaik pasca data manufaktur Indonesia pada Juni 2020 lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis.

Baca Juga: Jumlah Penerima JKN-KIS di Kota Cimahi Bertambah Jadi 38.737 Orang

"Ini cukup menggembirakan untuk pasar apalagi di saat kondisi ekonomi global yang terus mengalami kontraksi sehingga ini salah satu harapan ekonomi akan segera pulih," tuturnya.

"Apalagi pemerintah sudah bekerja sama dengan China untuk mengembangkan obat penawar pandemi virus Corona di Bandung," sambung Ibrahim dari Antara.

Angka PMI Indonesia pada akhir semester I 2020 berada di 39,1. Angka PMI manufaktur Indonesia pada Juni pun memunculkan sebuah harapan.

Baca Juga: PT Meiloon Technology Indonesia Janji Serap Pegawai Warga Lokal

Meskipun belum bisa dibilang berekspansi, angka ini sudah jauh lebih baik dan bisa menjadi titik kebangkitan perekonomian nasional.

Secara bersamaan, lanjut Ibrahim, Bank Indonesia sedikit lebih tenang pasca data global condong positif dan itu bisa menstabilkan mata uang garuda di akhir bulan ini.

Walaupun berpotensi menyentuh angka psikologis di Rp 15.000 per dolar AS, angka tersebut dinilai sudah sesuai dengan fundamental ekonomi saat ini.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler