Israel dan Palestina Sepakat Mencegah Eskalasi Kekerasan dan Kurangi Ketegangan

27 Februari 2023, 18:31 WIB
Bendera negara Israel dan Palestina/news.unair/Sumeks /

GALAMEDIANEWS - Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan pada hari Minggu (26 Februari), para pejabat Israel dan Palestina sepakat untuk mencegah eskalasi kekerasan sejak awal tahun menyusul peningkatan insiden-insiden mematikan.

 


Kedua delegasi berada di kota Aqaba, Yordania, untuk melakukan pembicaraan mengenai "isu-isu politik dan keamanan" yang bertujuan untuk memulihkan ketenangan menjelang bulan suci Ramadhan.


Setelah "diskusi yang mendalam dan terus terang", kedua belah pihak "menegaskan kembali perlunya berkomitmen untuk menenangkan situasi dan mencegah kekerasan lebih lanjut", kata pernyataan itu.

Baca Juga: 6 SMA Terbaik di Kabupaten Boyolali, Ada Sekolah Terbaik Ke 3 se-Indonesia


Pemerintah Israel dan Otoritas Palestina "menegaskan kembali komitmen mereka untuk menghormati semua kesepakatan bersama sebelumnya dan untuk mengupayakan perdamaian yang adil dan langgeng", kata dokumen tersebut.


Kedua pemerintah juga "menegaskan kembali kesiapan dan komitmen bersama mereka untuk segera bekerja untuk mengakhiri tindakan sepihak dalam waktu tiga sampai enam bulan".


"Ini termasuk komitmen Israel untuk menangguhkan negosiasi mengenai unit pemukiman baru selama empat bulan dan mengakhiri izin pembangunan semua pos-pos pemukiman selama enam bulan," kata dokumen tersebut.

 
Menurut pernyataan tersebut, baik negara tuan rumah Yordania dan Mesir serta AS, yang juga mengirimkan delegasi, "menganggap pengaturan ini sebagai langkah penting menuju pemulihan dan pendalaman hubungan antara kedua belah pihak".


Para peserta sepakat untuk bertemu di Sharm el-Sheikh, Mesir, Maret mendatang untuk mendiskusikan lebih lanjut pencapaian tujuan mereka.

Baca Juga: 5 Kuliner Ayam Geprek Rekomendasi di Bandung 2023, Salah Satunya Refill Teh Sepuasnya dan Harganya Terjangkau

 
Lembaga penyiaran pemerintah Yordania, Al-Mamlaka, mengatakan bahwa pertemuan Aqaba merupakan pertemuan pertama dalam beberapa tahun terakhir antara Palestina dan Israel, dengan partisipasi badan-badan regional dan internasional.


Terlepas dari pengumuman tersebut, Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, mengatakan pada hari Minggu bahwa ia tidak akan menyetujui pembekuan permukiman di Tepi Barat yang diduduki.


Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 62 warga Palestina, termasuk orang-orang bersenjata dan warga sipil, telah terbunuh sejak awal tahun ini.

 


Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, 10 warga Israel dan seorang turis Ukraina telah terbunuh dalam serangan-serangan Palestina pada periode yang sama.


Tujuan dari pertemuan di Aqaba adalah untuk "mendiskusikan cara-cara untuk meredakan ketegangan keamanan di wilayah tersebut menjelang bulan Ramadhan".

Baca Juga: Rungkad! Bobotoh PERSIB Mulai Pesimis Maung Bandung Bisa Juara Liga 1 Musim Ini


Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi ketegangan antara warga Palestina dan polisi Israel terkait situs-situs Muslim dan Yahudi di Yerusalem.

 
Di tengah-tengah pembicaraan tersebut, dua warga Israel yang tinggal di pemukiman Tepi Barat ditembak mati di dalam mobil mereka dalam sebuah serangan yang digambarkan oleh pemerintah Israel sebagai "serangan teroris Palestina".


Serangan tersebut terjadi beberapa hari setelah serangan mematikan oleh pasukan Israel di kota Nablus.


Dari pihak Israel, pertemuan tersebut dilaporkan dihadiri oleh Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi dan Ronen Bar, kepala Badan Keamanan Internal Shin Bet. Menurut sumber, Majed Faraj, kepala badan intelijen Palestina, juga hadir.

 
Pejabat keamanan Yordania dan Mesir juga hadir, bersama dengan Brett McGurk, Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk Timur Tengah dan Afrika Utara ***

 

Editor: Nalarya Nugraha

Sumber: Deutsche Welle

Tags

Terkini

Terpopuler