Ridwan Kamil Klaim Program Petani Milenial Berhasil, Ada yang Berpenghasilan hingga Rp 2 Miliar

30 Mei 2023, 18:46 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memberikan penjelasan tentang kesuksesan program Petani Milenial, Selasa, 30 Mei 2023./Lucky M Lukman/Galamedianews /

GALAMEDIANEWS - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim program Petani Milenial telah berhasil. Hal itu terlihat dari minat pendaftar dan penghasilan para petani yang meningkat hingga miliaran rupiah.

Hari ini, Selasa, 30 Mei 2023, Ridwan Kamil mewisuda 4.095 petani milenial dari angkatan gelombang II. Petani yang diwisuda dinilai sudah berhasil setelah mengikuti pendampingan.

"Hari ini kami mewisuda 4.095 petani milenial yang masuk kriteria berhasil mengikuti pendampingan secara penuh, kemudian mendapat perubahan dari sisi ekonomi dengan 4 kategori," tutur Ridwan Kamil usai acara inaugurasi petani milenial di Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung.

Baca Juga: Didenda Rp 800 Ribu! Jemaah Haji Jangan Merokok di Kawasan Masjid Nabawi

Ridwan Kamil menambahkan, wisuda dilakukan untuk petani pemula dari nol dan wisuda petani lanjutan sudah memulai tapi belum maksimal. Kemudian ppetani madya sudah sukses tinggal diperbesar, serta petani utama yang jadi inspirator petani milenial.

Lebih lanjut, mantan Wali Kota Bandung ini menambahkan pendaftar program petani milenial dari tahun ke tahun selalu meningkat jumlahnya. Pada 2021, tercatat ada 4.000-an orang yang mendaftar.

Jumlah tersebut kemudian meningkat drastis di tahun 2022 dimana pendaftar petani milenial mencapai 20.000-an orang. Sedangkan di tahun 2023 ini, ujar Ridwan Kamil, ada 30.000 pendaftar yang bakal diseleksi untuk mengikuti program petani milenial.

"Ini menandakan petani milenial sangat diminati sebagai jawaban akan menjadi sumber pertahanan pangan agar dijauhkan dari krisis pangan, membuktikan regenerasi petani akan terjaga," paparnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Duet dengan Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2024?

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menerangkan, program petani milenial bukan program karpet merah dimana pesertanya dijamin bakal sukses. Berhasil tidaknya petani milenial, ujarnya, didasari dari kerja keras, keberuntungan dan konsistensi.

Kang Emil tak menampik ada peserta yang mengalami kegagalan saat mengikuti program petani milenial. Namun kegagalan itu hanya sebagian kecil dari mereka yang meraih kesuksesan dengan menjadi petani.

"Dari contoh di Ciamis dari penghasilan hanya Rp 1 juta bisa dapat penghasilan sampai Rp 40 juta omsetnya. Dari petani teh, diolah karena petani bukan selalu di hulu tapi juga di hilir. Seperti teh, omset 2018 hanya Rp 300 juta meningkat sampai Rp 2 miliar," ungkap Kang Emil.

"Ini harus dimotivasi keberhasilan, jangan hanya pada saat ada satu kegagalan jadi viral, seolah-olah digeneralisasi programnya tidak berhasil atau pencitraan. Minat ini menunjukkan bahwa program ini masuk ke logika mereka yang bersemangat," papar Kang Emil.

Baca Juga: Resep Mie Ayam Tulang ala Rudy Choirudin Makanan Kaki Lima Rasa Bintang Lima

Diteruskan meski berganti pimpinan

Dijelaskan Kang Emil, petani adalah sebuah tawaran yang dihadirkan Jawa Barat untuk generasi muda Indonesia dengan tujuan mendorong generasi muda tinggal di desa dengan pemasukan layaknya di perkotaan.

"Bahwa ada yang kurang berhasil ya itulah kehidupan, jadi ini adalah tawaran dari Jabar untuk generasi muda Indonesia bahwa di masa depan tinggal di desa saja, tapi kuasai ilmu bisnisnya, digitalnya insyaallah rejekinya rejeki kota dan bisa mendunia," jelas dia.

Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil meminta agar program petani milenial dilanjutkan di masa kepemimpinan Gubernur Jawa Barat berikutnya. Pasalnya, masa jabatan dia bakal berakhir pada September 2023 mendatang.

Baca Juga: Ini Rute Fun Run 8,8K, Salah Satu Event Akbar Komunitas Balad 88, Catat Link Pendaftarannya

Dia mengungkapkan, sebuah program yang telah berjalan baik harus dilanjutkan. Sebab jika suatu program berganti seiring bergantinya pemimpin, hal itu akan berdampak tidak bagus bagi bangsa Indonesia.

"Itu lah mengapa saya sudah mengatur agar siapa pun nanti pimpinan Jawa Barat, program regenerasi petani mau namanya apa saja silakan, esensinya itu harus berkelanjutan. Sehingga, dua disrupsi yaitu krisis pangan dan krisis regenerasi petani bisa diselesaikan," pungkas Kang Emil.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler