Sulitnya Mengembangbiakan Burung Merak Hijau Ditengan Pandeki Covid-19 Patut Diapresiasi

4 Oktober 2020, 20:05 WIB
Burung Merak Hijau pandemi Jawa (pavo macitus) /

GALAMEDIA - Mempeingati hari satwa sedunia yang jatuh pada Mingg 4 Oktober 2020, kalangan wartawan mendapat kesempatan melihat proses penetasan burung merak hijau di Kebun Binatang Bandung.

Pada hari itu, Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden (Bazoga) memperlihatkan keberhasilan menetaskan telur - telur burung Merak hijau Jawa (pavo muticus) dengan menggunakan mesin inkubator (mesin oenetas telur) di kandang kubah burung.

Pengembangbiakan Merak Hijau Jawa (pavo muticus) di Kebun Binatang Bandung (Bazoga) tingkat keberhasilan yang sangat baik dan patut diapresiasi. Dan Kebun Binatang Bandung pun kini kebanjiran Burung Merak Hijau.

Baca Juga: Donal Trump Nyatakan Siap Menjalani 'Real Test' untuk Beberapa Hari ke Depan

"Dalam sebulan terakhir ini, kami berhasil menetaskan dua butir telur burung Merak. Berdasarkan catatan, menetaskan telur burung Merak ini sangat sulit oleh mesin penetas,," ujar Marketing Comhjicatios Bazoga, Sulham Safii, Minggu 4 Oktober 2020.

Saat ini telur burung Merak Hijau yang diproses inkubator mesin terdapat 14 butir. Telur-telur tersebut mulai ditetaskan sejak periode awal Agustus 2020.

Hingga saat ini sudah 2 butir telur yang menetas dengan baik dan dalam proses perawatan intensif. Sedangkan 8 butir dinyatakan gagal, sisanya masih dalam proses penetasan.

Baca Juga: Tak Hanya Jutaan Buruh, Aksi Nasional Tolak RUU Cipta Kerja Diikuti Mahasiswa dan Aktivis Lain

Sebelumnya kebun binatang Bandung, ungkap Sulhan, pihaknya juga sudah berhasil mengembangbiakan merak hijau. Sehingga totalnya Kebun Binatang Bandung memiliki 21 merak hijau.

Menurut Sulhan, mengembangbiakan merak hijau jawa terbilang sangat sulit. Bahkan setelah telur menetas dalam tiga bulan pertama, bayi burung merak hijau akan mengalami masa kritis.

"Sekitar 50 persennya akan mati atau hidup. Jadi selama tiga bulan ini, keeper ((kiper) burung akan merawat bayi-bayi (anakan) burung merak hingga berumur lebih daei tiga bulan," kata Sulhan seraya menambahkan, pihak kebun binatang pun membiarkan ada burung merak hijau yang mengerami teluranya secara alami.

Baca Juga: #TolakOmnibusLaw Terus Digaungkan Netizen, Mulai dari Buruh Kaget hingga Aktivis HAM Protes

"Tentu dengan pengawasan ketat".

Sulhan menyebut saat ini ada 6 (enam) ekor merak hijau yang dilepasliarkan di area Kebun Binatang Bandung. Mereka bebas berkeliaran di dalam area hampir 14 hektar tersebut.

Namun walaupun dilepasliarkan di area Kebun Binatang Bandung, memang terkadang burung ini bisa terbang jauh hingga ke area lain seperti Sabuga dan juga Cihampelas dan beberapa titik lainnya.

"Itu adalah resiko bila burung tersebut tidak dikandangkan," katanya.

Sebenarnya menjadi menarik ketika burung-burung tersebut bebas berkeliaran di area Kebun Binatang Bandung. Karena terkadang mereka terutama jantan bisa mekar bulunya pada saat pengunjung ada di sekitar mereka.

Baca Juga: Link Live Streaming Manchester United vs Tottenham Hotspur

"Merak hijau sendiri adalah endemik asli Indonesia yang juga menjadi salah satu koleksi kebun Binatang Bandung," katanya

Gilang adalah salah satu kiper burung yang ada di Kebun Binatang Bandung mengatakan, masyarakat Indonesia harus bangga memiliki salah satu burung unik, yakni merak hijau asli Jawa. Di dunia ada tiga varian burung merak, yakni Merak Hijau Jawa, Merak biru India dan Merak Perak (Putih).

"Salah satunya hidup di Indonesia yakni merak hijau asli Jawa (pandemi). Dan akan menjadi unik ketika burung ini terutama yang jantan saat birahi atau bertemu dengan manusia (dianggap sebagai pengganggu), ia akan memekarkan bulu sayap dan ekornya sehingga melebihi tubuhnya. Sangat indah dengan kilauan hijau berpadu kuning dan hitan berkilauan terkena sinar matahari," terangnya.

Baca Juga: Polisi Ancam Bubarkan Paksa Aksi Ribuan Buruh yang Menolak RUU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gulang bertugas di area kubah burung bersma tim aves atau burung sebanyak 5 orang berharap masyarakat melestarikan dan tidak memelihara burung merak yang jumlah di alam liar semakin menurun tiap tahunnya karena ditangkap dan dijual bebas.

"Tidak hanya burung merak hijau saja, burung burung lain pun jangan diperjualbelikan secara bebas. Biarkan mereka bebas di alam liar agar keseimbangan alam tetap terjaga," ujarnya lagi.

Baca Juga: Sekali Serang KAMI, Moeldoko Terus Jadi Bulan-bulanan Tengku Zulkarnain

Tim aves kebhn Binatang Bandung ini telah merawat burung di kubah burung (aves) yang jumlahnya sekitar 419 ekor burung dari 53 jenis burung, baik dari dalam maupun luar negeri.

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler