Jelaskan Kerasnya Gaya Ceramah Habib Rizieq, Munarman: Yang Tidak Biasa Bakal Terkaget-kaget

- 24 November 2020, 11:48 WIB
Habib Rizieq Shihab tiba di Indonesia. (dok)
Habib Rizieq Shihab tiba di Indonesia. (dok) /

GALAMEDIA - Setelah tiba di tanah air pada Selasa, 10 November 2020, sejumlah pihak menduga Habib Rizieq Shihab (HRS) menjadi lebih moderat dalam berceramah. Namun saat mengawali ceramahnya, sama sekali tidak merubah gayanya yang keras.

Setidaknya hal tersebut diungkapkan Akbar Faizal saat berbincang-bincang dengan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman dalam tayangan video pada kanal YouTube Akbar Faizal uncensoed dikutip Selasa 24 November 2020.

"Banyak pihak berpikir Habib menjadi moderat ternyata enggak. Malah, semakin keras," ujar anggota DPR RI 2014–2019 dari Fraksi Partai Nasdem ini.

Sekretaris Umum FPI Munarman saat berbincang-bincang dengan Akbar Faizal.
Sekretaris Umum FPI Munarman saat berbincang-bincang dengan Akbar Faizal. Akbar Faizal Uncensored


Terkait hal itu, Akbar pun menanyakannya kepada Munarman. Menurutnya, sebenarnya HRS memiliki kemampuan untuk berbicara lebih halus saat berceramah. Terlebih, HRS mengenyam pendidikan tinggi.

Seperti diketahui, HRS pada 1983 mengambil kelas bahasa Arab di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Namun setelah satu tahun menempuh studi, ia mendapat tawaran beasiswa dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk kuliah di Arab Saudi.

Baca Juga: #TheBalihoWar, Fadli Zon: Mayjen TNI Dudung Abdurachman Bakal Dikenang Orang Karena Keberhasilannya

Ia pun melanjutkan program sarjana jurusan Studi Agama Islam (Fiqih dan Ushul Fiqh) ke Universitas Raja Saud yang ditempuhnya selama empat tahun. Pada tahun 1990, HRS dinyatakan lulus, lengkap dengan predikat Cum Laude.

HRS sempat mengambil program pascasarjana di Universitas Islam Internasional Malaysia selama satu tahun, setelah itu ia kembali ke Indonesia sebelum magisternya selesai karena alasan biaya. Setelah beberapa tahun, akhirnya ia mampu melanjutkan pendidikannya di bidang Syari'ah dan meraih gelar Master of Arts (M.A.) pada tahun 2008 di Universitas Malaya dengan tesis berjudul "Pengaruh Pancasila Terhadap Pelaksanaan Syariat Islam di Indonesia".

Pada tahun 2012, HRS kembali ke Malaysia dan melanjutkan program pendidikan doktor dalam program Dakwah dan Manajemen di Fakultas Kepemimpinan dan Pengurusan Universitas Sains Islam Malaysia (USIM).

Baca Juga: Bantah Pernyataan Pangdam Jaya, Satpol PP: Jangan Cuma Spanduk HRS Doang!

Saat ini HRS sedang menyelesaikan disertasinya yang berjudul ‘Perbedaan Asal dan Cabang Ahlussunah Wal Jama'ah’ di bawah pengawasan Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni dan Dr. Ahmed Abdul Malek dari Nigeria.

Menanggapi hal tersebut, Munarman mengungkapkan gaya ceramah HRS tersebut sebenarnya hanya mengikuti audiens yang kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah. Hal itu agar pesan yang disampikan bisa dicerna para pendengarnya.

"Saya pernah berdiskusi dengan Habib dan menanyakan soal gayanya yang keras itu, Habib menjawab, 'ente kalau pakai bahasa sekolah enggak paham yang dengerin kita'. Jadi misinya itu untuk mempermudah," jelasnya.

Namun, lanjut dia, bukan berarti HRS dalam ceramahnya selalu seperti itu. Menurutnya, HRS bisa menempatkan diri dengan siapa saat berbicara.

Baca Juga: Bantah Pernyataan Pangdam Jaya, Satpol PP: Jangan Cuma Spanduk HRS Doang!

"Coba saja bandingkan, saat Habib gelar Tabligh Akbar dengan saat ceramah di Mekkah itu berbeda. Atau saat Habib mengisi forum simposium mewaspadai kebangkitan PKI di Balai Kartini, bahasanya berbeda. Dia bisa tahu kok, bisa tempatkan posisi," kata Munarman.

"Yang tidak biasa bakal terkaget-kaget (mendengarkan ceramah HRS), tapi kalau yang sudah tahu atau sudah biasa sih ya biasa aja," ujarnya.

Munarman pun mengungkapkan hal itu bermulai sejak tahun 1998 saat HRS mengawalinya dakwah dari kampung ke kampung. "Walau begitu, tak pernah membuat masyarakat terprovokasi. Kalaupun misalnya untuk melakukan tindakan lebih jauh (saat itu), mesti ada pengorganisasian tidak serta merta," ujarnya.

Ketika ditanya Akbar Faizal apakah HRS tak takut citranya buruk dengan ceramahnya yang keras tersebut, Munarman menjawab HRS bukan orang yang sedang membangun citra diri.

"Beliau tak pernah mengkhawatirkan citra diri, beliau itu mau apa adanya," katanya.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x