Bukan Lantaran Covid-19, Di Sini mah Sekolah Baru Diliburkan Jika Suhu Mencapai Minus 48 Celsius

- 20 Desember 2020, 16:10 WIB
ILUSTRASI salju.*
ILUSTRASI salju.* /DOK. CANVA/

GALAMEDIA - Anak-anak Yakutsk, Rusia yang merupakan salah satu kota terdingin di dunia terpaksa diliburkan dari sekolah. Bukan karena pandemi Covid-19 tapi  lantaran suhu yang nyaris meremukkan tulang bagi orang kebanyakan, minus 48 Celsius.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Minggu (20 Desember 2020) meski suhu menusuk anak-anak yang kegirangan sekolah diliburkan itu bukannya pulang malah bermain di taman.

Pemandangan langka anak-anak yang terekam kamera itu pun viral dan banjir komentar.

Baca Juga: Dari Pameran Tunggal Tisna Sanjaya, Pandemi Memberikan Ruang Jeda untuk Melakukan Refleksi

"Mereka pasti punya kulkas anti-beku...", "Perlu perjuangan untuk bertahan di suhu ekstrem tapi anak-anak ini malah main.. mana mungkin?"

Demikian di antara komentar yang bermunculan. Selama ini regulasi pendidikan Yakuts mengharuskan sekolah tutup saat suhu mencapai minus 42-50 derajat Celsius.

Faktor angin dan usia anak juga menjadi pertimbangan selain suhu yang terjun bebas. Di kota tetangga Oymyakon peraturan yang berlaku hampir serupa.

Baca Juga: Diungkap Mantan Penasihat, Sabotase Peran First Lady Melania Diam-diam Juluki Ivanka Trump 'Ular'

Di sini anak sekolah dasar dipastikan libur saat suhu minus 52 derajat Celsius dan minus 56 Celsius menjadi batas aman bagi siswa sekolah menengah.

Suhu juga menjadi persoalan bagi hewan-hewan liar. Demi keamanan sejumlah anjing dan kucing yang tak punya pemilik itu divaksin dan dikebiri.

Tak adanya tempat penampungan hewan liar yang memadai di kawasan Yakutia yang juga dikenal dengan Republik Sakha ini membuat prihatin aktivis hewan.

Laporan menyebut beberapa kucing dan anak-anaknya dibiarkan mati kedinginan hingga membeku.

Baca Juga: Pakar Kesehatan Ingatkan Jangan Kendor Cuci Tangan

"Lusinan anjing menggigil kedinginan mengharap ada toko atau bangunan yang membiarkan mereka masuk," ujar seorang warga.

Menanggapi ini pejabat kota setempat Petr Petrov mengakuinya. "Aturan baru mengharuskan hewan liar divaksin dan dikebiri. Tapi setelah itu mereka tetap terancam karena ketiadaan rumah penampungan," ujarnya.

Adapun penampungan yang tersedia dinilai tidak sesuai standar dan jauh dari kebutuhan.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x