Disdik Jabar Pastikan Belajar Tatap Muka Digelar Januari 2021, Siswa Hanya 4 Jam di Sekolah

- 23 Desember 2020, 15:39 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi. /HO-Humas Pemprov Jabar/Antara Foto


GALAMEDIA - Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tetap muka akan digelar pada semester genap Januari 2021.

Meski begitu, Disdik Jabar tetap akan mengembalikan keputusan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini bupati atau wali kota.

Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi menyatakan, secara prinsip pihaknya sudah siap melaksanakan KBM tatap muka untuk jenjang SMA/SMK/SLB di Jabar.

Baca Juga: Heboh Markas Syariah di Megamendung Diusir, Habib Rizieq: Jangan Seenaknya Merampas Saja!

Berbagai persiapan pun sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Penyediaan fasilitas dan protokol kesehatan di sekolah-sekolah juga sudah dilakukan.

"Intinya kami siap melaksanakan KBM tatap muka di Januari 2021. Tentu khusus untuk jenjang SMA/SMK/SLB di bawah pengelolaan kami. Hanya saja, untuk pelaksanaannya nanti tetap akan bergantung juga pada kesiapan pemerintah daerah," tutur Dedi saat ditemui di kawasan Antapani, Kota Bandung, Rabu, 23 Desember 2020.

"Kita lihat dulu dinamisasinya. Jika berjalan lancar, kita akan lanjutkan ke jenjang berikutnya. Jenjang PAUD mungkin di tahap terakhir," kata Dedi.

Kesiapan pemerintah daerah itu, lanjut Dedi, bergantung juga pada berbagai aspek. Namun ia memastikan penerapan KBM tatap muka ini sudah tak bergantung lagi pada level kewaspadaan atau penetapan zona Covid-19.

Baca Juga: Delapan Rest Area di Tol Cipularang dan Cipali Dijadikan Tempat Pemeriksaan Rapid Test Antigen

Seperti diketahui, saat ini di Jabar masih ada dua daerah yang masuk zona merah yaitu Kabupaten Karawang dan Kota Depok.

"Sebenarnya tidak melihat ke situ (zona merah). Intinya kami tetap siap, dan sekolah juga dipastikan sudah siap menggelar KBM tatap muka," ujarnya.

"Tapi tetap akan kami kordinasikan juga dengan kepala daerah di wilayah sekolah bersangkutan. Jika belum memberikan izin, satuan pendidikan tersebut belum dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka," lanjut Dedi.

Disdik Jabar, lanjutnya, sudah punya alternatif lain jika memang KBM tatap muka tak bisa 100 persen diterapkan. Dedi menyatakan, pihaknya menyarankan satuan pendidikan dapat menerapkan pola blended learning.

"Jadi, pekan ini bisa dengan pola tatap muka, pekan depannya daring. Satu kelas yang biasanya dipakai 36 siswa, sekarang maksimal 18 orang. Sehingga, kebutuhan kelas akan lebih banyak. Nah, dengan blended learning, dibagi tatap muka dan daring setiap pekannya," jelas dia.

Baca Juga: Alquran Surat Al Alaq, Berikut Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahnya, Tingkatkan Tadarusnya Ya

Setelah KBM tatap muka berlangsung, dengan rencana durasi hanya 4 jam, pihak sekolah harus mendisinfeksi seluruh ruang kelas. Dengan pola belajar 4 jam di sekolah, nantinya dipastikan tidak akan jam istirahat.

Lebih lanjut ia menerangkan, syarat lain yang tak kalah penting, yaitu sekolah harus mendapat izin dari dinas kesehatan setempat dan dinas perhubungan terkait moda transportasi.

Selain itu, harus mendapat izin dari dinas perlindungan anak terkait psikologis dan mental anak dalam kegiatan belajar tatap muka.

Namun yang pasti, izin dari orang tua menjadi syarat mutlak. "Tentu saja, jika orang tua tidak mengizinkan anaknya ikut KBM tatap muka, kita tidak paksakan. Toh si anak juga masih bisa mengikuti secara daring dari rumah," terang Dedi.

Baca Juga: Asita : Penunjukan Sandiaga Uno jadi Menparekraf Sangat Tepat untuk Memulihkan Sektor Pariwisata

Dedi dalam kesempatan itu juga mengungkapkan, pihaknya akan memberlakukan metode pembelajaran kurikulum darurat dengan tetap memperhatikan potensi lokal Jawa Barat dan pendidikan karakter. Hari ini Disdik Jabar sudah meluncurkannya, sebagai penyempurnaan dari Kurikulum 2013.

"Metode ini merupakan penggabungan mata pelajaran akan menjadi lebih sederhana, namun tidak mengurangi kualitas. Kami berharap, dengan metode ini, anak-anak bisa lebih berkarakter dan mandiri," jelasnya.

Ia juga menyatakan, jika nanti dalam pelaksanaannya KBM tatap muka itu justru bermasalah, dalam artian menimbulkan klaster baru, maka metode akan kembali ke pembelajaran daring.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x