Di Tangan Biden, AS Akan Mesra dengan Palestina dan Tak Akui Golan Sebagai Bagian Israel

- 9 Februari 2021, 15:23 WIB
Tentara Israel ikut serta dalam latihan artileri di dekat perbatasan dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada 5 April 2020.*
Tentara Israel ikut serta dalam latihan artileri di dekat perbatasan dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada 5 April 2020.* /AFP/

GALAMEDIA - Pemerintahan Amerika Serikat di bawah kendali Presiden Joe Biden akan kembali memperbaiki hubungannya dengan Palestina.

Sejalan dengan kemesraan yang akan kembali dibangun, AS juga tidak akan mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari wilayah Israel.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken. Menurut dia, Biden tidak lagi mengikuti jejak pemerintahan Donald Trump.

Baca Juga: Warga Papua Kecewa Pigai Bertemu Abu Janda di Hotel Mewah, Netizen: Sudah Sekian Kali Ia Lolos

Meski begitu, Blinken tetap menyatakan Dataran Tinggi Golan merupakan daerah yang penting bagi keamanan Israel.

Seperti diketahui, eks presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada 2019 memberi pengakuan resmi terhadap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari kedaulatan Israel.

Israel menduduki paksa Dataran Tinggi Golan dari Suriah setelah perang di Timur Tengah pada 1967.

Daerah itu pun dicaplok paksa oleh Israel pada 1981, meskipun langkah itu dikecam oleh banyak negara.

Baca Juga: Tragedi AACC di Kota Bandung, 11 Orang Tewas Saat Menonton Konser Grup Metal pada 9 Februari 2008

"Untuk kepentingan praktis, pengawasan atas situasi di Golan, menurut saya, masih jadi hal penting bagi keamanan di Israel," tutur Blinken saat diwawancarai CNN, dikutip kembali dari Antara.

"Pertanyaan terkait aspek hukum bisa jadi urusan lain dan seiring dengan berjalannya waktu jika situasi di Suriah berubah, itu sesuatu yang akan kami pertimbangkan. Namun, kita belum sampai ke arah sana," tuturnya.

Ia menambahkan Pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad, serta kelompok militan bersenjata yang didukung oleh Iran merupakan "ancaman serius" bagi keamanan Israel.

Baca Juga: Australia Open: Tak Sehat, Azarenka Tersingkir

Penasihat Biden itu sebelumnya mengatakan ia tidak akan mencabut pengakuan resmi AS terhadap kedaulatan Israel di Golan.

Blinken juga sempat menegaskan komitmen pemerintahan Biden akan mempertahankan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.

Pemerintahan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS sebelumnya.

Biden bersama timnya mengatakan mereka akan memulihkan kembali hubungan dengan Palestina yang sempat putus saat pemerintahan Trump.

Baca Juga: Sudjiwo Tedjo ke Anies: Ini Jakarta Banjir atau Kebanjiran? Mau Mencap Aku Cebong Monggo

Biden juga akan menyalurkan kembali bantuan dan menolak aksi-aksi sepihak, misalnya pembangunan pemukiman secara ilegal di daerah pendudukan.

Kegagalan Biden untuk menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memancing banyak pertanyaan di kalangan para ahli dan pengamat di Timur Tengah.

Jika melihat ke dua pendahulu Biden, Obama dan Trump dapat berbicara langsung dengan Netanyahu beberapa hari setelah resmi menjabat.

Saat ditanya terkait masalah itu, Blinken mengatakan "saya yakin mereka akan meluangkan waktu untuk berbicara dalam waktu dekat ini".***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x