Mengetahui Kepemimpinan Mao Zedong, Kampanye Seratus Bunga X Gulma Beracun: Boleh Kritik Lalu Tangkap

- 13 Februari 2021, 08:56 WIB
PEMERINTAH Tiongkok di bawah Xi Jinping menerapkan gaya kepemimpinan dan prosedur karantina ala Mao Zedong, pendiri Partai Komunis Tiongkok (PKT).*
PEMERINTAH Tiongkok di bawah Xi Jinping menerapkan gaya kepemimpinan dan prosedur karantina ala Mao Zedong, pendiri Partai Komunis Tiongkok (PKT).* /Kolase instagram/@realxijinping dan pixabay

Melihat semua itu, Mao Zedong terkejut, karena tidak menyangka ternyata banyak permasalahan yang terjadi atas berbagai kebijakannya sehingga begitu banyak kritik muncul dari masyarakat.

Dirinya menilai semua ini telah berubah karena awalnya menganggap kritikan masyarakat itu untuk membangun kinerja pemerintah, tetapi dianggap telah menjadi ancaman terhadap eksistensi Mao dan partai.

Pada 8 Juni 1957, Mao Zedong menyatakan Kampanye Seratus Bunga dihentikan. Ia mengumumkan bahwa sekarang sudah waktunya setelah menabur bunga, yakni memetik “gulma beracun”.

Akhirnya sekira 700.000 kalangan intelektual ditangkap oleh aparat pemerintah, termasuk di dalamnya aktivis pro-demokrasi Luo longqi dan Zhang Bojun.

Baca Juga: Meski Masalahnya Sudah Selesai, Ini yang Terus Dilakukan Eiger untuk Pelanggannya, Tanya Mengapa?

Seluruh kalangan intelektual tersebut kemudian dipaksa oleh Mao untuk mengakui bahwa mereka telah mengorganisir sebuah konspirasi rahasia untuk melawan ideologi Sosialisme Komunisme yang saat itu sedang menjadi ideologi partai berkuasa dan negara China.

Pemerintah mengirim para aktivis, terutama tokoh terkemua untuk tinggal di kamp kerja paksa dalam rangka melaksanakan “pendidikan ulang” dalam tahanan.

Kemudian setelah semua masyarakat kembali dibungkam, Mao memfokuskan pemerintahannya untuk membentuk Kampanye Anti-Kanan (Anti-Kapitalisme) di akhir 1957 untuk mencegah munculnya kritik dalam gelombang besar terulang kembali.***

 

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah