Network
GALAMEDIA - Gonjang-ganjing Megxit yang berakhir dengan ketegangan antara istana dengan Pangeran Harry dan Meghan Markle berlanjut.
Kini muncul desakan agar Ratu Elizabeth mempertimbangkan kembali garis suksesi takhta monarki Inggris setelah keputusan Pangeran Harry dan Meghan Markle meninggalkan kerajaan untuk selamanya.
Baca Juga: Surat Edaran Kapolri, Penyidik Tak Perlu Lakukan Penahanan Apabila Tersangka Meminta Maaf
Dikutip Galamedia dari Express, Senin (21 Februari 2021) desakan di antaranya dilontarkan sejumlah pakar dan komentator istana.
Mereka menilai sudah selayaknya Ratu mencoret Pangeran Harry dari daftar pewaris tahkta.
Alasannya ha l itu bisa memicu krisis monarki terkait tugas Harry sebagai wali putra sulung Pangeran William, Pangeran George.
Baca Juga: Tim Kajian UU ITE Sudah Ditentukan, Salah Satunya Johnny G. Plate, Menteri Kominfo
Berada di posisi pewaris keenam setelah Pangeran Charles, William dan ketiga anaknya, Harry otomatis akan menjadi wali Pangeran George seandainya skenario terburuk seperti kematian membuat George mewarisi tahta saat usianya masih di bawah umur.
Sesuai regulasi yang dibuat tahun 1937, laki-laki tertua dalam garis suksesi akan diminta untuk bertindak sebagai wali bagi raja atau ratu baru jika mereka naik takhta sebelum berusia 18 tahun.
Duke of Sussex menjadi yang pertama untuk posisi dimaksud setelah kakak laki-lakinya, Duke of Cambridge.
Baca Juga: Disindir Djarot Soal Filosofi Banjir 'Air Ditahan Agar Dapat Ikan', Hidayat Nur Wahid Beri Jawaban Telak
Posisi wali sendiri mengharuskannya warga Inggris yang tinggal di Negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Ini tentunya bertentangan dengan keputusan Harry yang telah mengonfirmasi bahwa mereka akan membagi waktu antara Inggris dan Amerika.
Sejauh ini sudah hampir satu tahun The Sussex tak pernah kembali ke Inggris. Lalu siapa yang layak menggantikan Harry?
Baca Juga: Sambut Piala Menpora, Persib Mulai Latihan 1 Maret 2021
Meski ada Pangeran Andrew tapi Duke of York kadung dililit skandal sindikat seks di bawah umur, anak laki-laki kesayangan Ratu itu sudah “divonis” mundur dari semua tugas publik.
Kontributor istana Jeremy Vine dan Dr. Sarah Jarvis menyebut penerapan retroaktif Undang-undang Suksesi Mahkota atas Putri Anne dapat membantu menyelesaikan kebuntuan yang bisa memicu krisis monarki.
Selama ini Putri Anne dikenal sebagai anggota senior kerajaan yang paling berkomitmen pada tugas istana. Anne juga berkarakter tegas sekaligus ibu yang hangat.
Baca Juga: Perkembangan Kasus Abu Janda, Penyidik Polisi Masih Belum Ada Kesimpulan, ' Masih Kumpulkan Bukti-bukti'
Jarvis menilai dibanding Pangeran Harry, adik Pangeran Charles tersebut akan menjadi panutan yang hebat bagi Pangeran George.
“Benar, Anne tidak mungkin menjadi Ratu. Tapi jika sesuatu terjadi pada Pangeran Wales dan Duke of Cambridge, dia pantas menjadi wali. Anne akan menjadi panutan yang luar biasa sebagai wali George,” katanya.
Mengomentari kepergian Pangeran Harry dari tugas kerajaan, pakar Robert Jobson juga menyatakan dukungannya untuk mencoret Duke of Sussex dan putranya, Archie Harrison, dari daftar pewaris tahta.
Baca Juga: Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi, Mantan Petinggi Gerindra: Mending Enggak Usah Maju di Pilpres 2024
Bob juga mendukung seruan untuk menempatkan Putri Anne sebagai wali di pilihan pertama dibanding dua adik laki-lakinya, Andrew dan Edward.
"Ini keliru. Harry tidak ingin mewakili monarki namun dia dan anak-anaknya berada di atas Anne dan Edward sebagai pewaris tahta,” cuitnya melalui Twitter.
"Jika sesuatu terjadi pada Charles dan William sebelum George dewasa, dia akan bertindak sebagai wali. Perubahan harus dilakukan untuk memastikan Anne menggantikan posisinya."***
