GALAMEDIA - Bupati Bandung terpilih, Dadang Supriatna sudah melontarkan dukungannya terhadap rencana pembangunan jalan tol Ciwidey-Pangalengan.
Bahkan Dadang menyatakan, rencana itu akan didorong agar pelaksanaannya bisa dimulai pada tahun 2023 mendatang.
Sejumlah pihak turut mengomentari rencana tersebut. Sebagian besar menyayangkan adanya tol Ciwidey-Pangalengan karena secara langsung akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Baca Juga: Kemenhan Dinilai Tak Transparan Gunakan Anggaran Covid-19 untuk Renovasi Rumah Sakit
Salah satu kritikan datang dari tokoh muda Jawa Barat sekaligus pengamat asal Bandung, Asep B Kurnia. Menurut dia, rencana pembangunan jalan tol itu bukan sesuatu hal yang penting dan mendesak.
"Rencana itu tidak begitu penting," kata pria yang akrab disapa Aa Maung itu, Selasa, 2 Maret 2021.
Ia menambahkan, jika tol dengan rute Ciwidey-Pangalengan itu jadi dibangun, maka akan dirasa kurang manfaatnya. Pasalnya, ujar Aa Maung, tidak akan banyak juga warga yang menggunakan jalur itu.
"Saya lihat tidak akan terlalu banyak berguna terutama untuk kepentingan masyarakat, khususnya yang ada diwilayah itu. Justru saya hawatir dengan akan dibangunnya jalan tol akan menggerus lahan-lahan pertanian atau mengganggu hutan," tuturnya.
Ditegaskan Aa Maung, hal yang justru sangat mendesak dilakukan yaitu memperbaiki infrastruktur akses jalan perkampungan. Baginya, hal itu akan lebih bermanfaat untuk kehidupan masyarakat sekitar.
"Kalau seandainya jalan tol dibangun saya yakin manfaatnya akan mubah. Justru hanya bisa dimanfaatkan oleh segelintir orang saja, dan saya rasa akses tol Ciwidey-Pangalengan bukan hal yang urgent," tambahnya.
Lebih lanjut ia menyatakan, Ciwidey dan Pangalengan adalah daerah yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani.
Baca Juga: Jokowi Resmi Cabut Perpres Legalisasi Miras, Mardani: Mari Fokus ke Isu Bansos dan Korupsi
Akan lebih tepat jika bupati lebih memikirkan kehidupan petani. Termasuk memberikan kemudahan lainnya seperti akses jalan yang ada saat ini diperbaiki.
"Sehingga roda pertanian maupun wisata bisa berjalan baik. Tapi bukan dibangun jalan tol," ujar dia.
"Saat ini saya melihat selain kebutuhan petani, terus pendidikan, dan juga habisnya lahan-lahan pertanian juga kasus-kasus alih fungsi lahan lebih utama untuk diselesaikan," tambah Aa Maung.***