Selain itu mereka pun turut meneriakkan berbagai slogan yang menentang kudeta militer asuhan Jenderal Min Aung Hlaing.
Hingga Rabu, 3 Maret 2021, PBB menghitung jumlah korban meninggal dunia selama aksi unjuk rasa sudah mencapai 38 orang, termasuk Kyal Sin seorang remaja 19 tahun.
Juru Bicara Dewan Administrasi Negara Brigadir Jenderal Zaw Min Tun enggan berkomentar atas terbunuhnya 38 warga termasuk remaja 19 tahun tersebut.
Sai Tun (38), seorang warga Myanmar yang ikut aksi unjuk rasa, turut menghadiri pemakaman Kyal Sin remaja 19 tahun.
Baca Juga: KLB Demokrat Kian Dekat Hingga Beredarnya Foto Kaos Ini di Media Sosial, Ketua Asoppsi: Halu
Tun merasa sangat marah atas kebiadaban militer Myanmar yang telah tega membunuh remaja berusia 19 tahun tersebut.
“Kami merasa sangat marah atas perilaku tidak manusiawi mereka dan pada saat yang sama sangat sedih,” tuturnya di Myanmar, 4 Maret 2021.
Dia bertekad akan terus melawan kediktatoran militer Myanmar yang menamai dirinya Tatmadaw asuhan Jenderal Min Aung Hlaing.
“Kami akan melawan kediktatoran sampai akhir. Kami harus menang,” ucap Sai Tun.
Ketika ikut aksi unjuk rasa, remaja tersebut menggunakan kartu penanda golongan darah, nomor kontak, dan permintaan sumbangan tubuhnya sendiri jika dia meninggal.