Kapasitas dan Kualitas Layanan di Laboratorium Kesehatan Provinsi Jabar Harus Ditingkatkan

- 7 Maret 2021, 18:26 WIB
Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya
Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya /Dok DPRD Jabar.

GALAMEDIA - Komisi V DPRD Jawa Barat meminta pemerintah meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan Laboratorium Kesehatan Provinsi Jabar. 

Selain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat terkait laboratorium klinik, fasilitas tersebut sangat diperlukan untuk uji sampel virus corona mengingat saat ini masih terjadi pandemi.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya mengatakan, saat ini keberadaan Laboratorium Kesehatan Jawa Barat sangat diperlukan untuk menguji sampel covid-19. 

"Karena diperlukan uji sampel Covid-19 yang banyak dan berkelanjutan. Penduduk Jawa Barat paling banyak, wilayahnya luas," ungkapnya saat dihubungi via telepon seluler, Minggu, 7 Maret 2021.

Baca Juga: Sebut Perbuatan Moeldoko Memalukan, AHY: Kalau Kami Diam, Kami Membunuh Demokrasi di Negeri Kita

Diakuinya, laboratorium kesehatan tersebut masih belum maksimal dalam melayani, karena adanya keterbatasan anggaran dan mobile laboratorium.Terlebih sangat bergantung pada anggaran APBD Jawa Barat. 

Menurutnya idealnya Labkes Jabar bisa turun langsung ke masyarakat untuk menguji sampel Covid-19, untuk membantu meminimalisasi penyebaran virus corona. 

"Misalnya melakukan pengetesan secara mobile dengan langsung turun ke pemukiman warga," katanya. 

Dikatakannya, Labkes Jawa Barat sudah memiliki peralatan yang mutakhir, serta didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga harus dimaksimalkan keberadaannya.

Lebih jauh, Labkes Jawa Barat sudah melayani laboratorium klinik untuk perseorangan, yang bermanfaat untuk pencegahan, penegakkan diagnosis, dan terapi.

Baca Juga: Ditolak Rujuk, Ilham Bunuh Diri di Kamar Kontrakan Mantan Pacar

"Jadi masyarakat yang akan cek gula darah, kolesterol, hematologi, urinalis, faeces, mikrobiologi klinik dan lainnya, sudah bisa ke Laboratorium Kesehatan Jabar. Juga melayani  untuk menunjang pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat," tuturnya. 

"Laboratorium Kesehatan ini, juga bisa untuk uji kimia lingkungan seperti untuk mengetahui kebersihan air (air minum, limbah, dll) dan udara," ujarnya. 

Selain itu, laboratorium pelat merah ini pun melayani uji makanan dan minuman seperti untuk mengetahui adanya kandungan formalin, boraks, lemak, racun, dan lainnya.

"Labkes Jabar juga merupakan penyelenggara uji profisiensi bagi laboratorium lain. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas laboratorium-laboratorium yang ada," terangnya. 

Dalam melayani berbagai laboratorium tersebut, menurutnya Laboratorium Kesehatan Jawa Barat sudah mengantongi akreditasi seperti SNI ISO/IEC17025 : 2017 sebagai laboratorium penguji SNI.

Oleh karena itu, pihaknya meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat meningkatkan kapasitas dan kualitas Labkesda agar semakin banyak masyarakat yang merasakannya.

Baca Juga: Makam Gadis Cantik Berusia 19 Tahun ini Dibongkar oleh Pasukan Militer Myanmar

Salah satunya, dengan menaikkan status dari UPTD menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Dengan menaikkan status, menurutnya Labkesda memiliki keleluasaan dalam meningkatkan layanan termasuk ketika komersialisasi. Keberadaannya pun akan mandiri karena tidak lagi menginduk kepada dinas kesehatan.

"Karena dengan BLUD, itu jadi setengah BUMD. Agar mampu meningkatkan layanan ke masyarakat, tapi di sisi bisa mengurangi beban keuangan negara," ucapnya.

Hadi optimistis dengan operasional Laboratorium Kesehatan Jabar jika di-BLUD-kan. Salah satunya mengingat jumlah penduduk Jawa Barat yang banyak sehingga akan menjadi pasar potensial.

"Misalnya untuk tes kesehatan PNS di Jawa Barat saja, kan jumlahnya banyak. Belum dari yang lainnya," katanya. 

Meski demikian, Ia memastikan Labkesda tidak akan menerapkan biaya tinggi seperti laboratorium swasta yang ada saat ini. Sehingga dengan berbagai kelebihan dan fasilitas yang sudah dimiliki sendiri, bisa bersaing dengan laboratorium swasta lainnya. 

Dengan begitu, diharapkan Laboratorium Kesehatan Jabar bisa hadir di setiap kabupaten/kota. 

Baca Juga: Makam Gadis Cantik Berusia 19 Tahun ini Dibongkar oleh Pasukan Militer Myanmar

"Jika sudah berkembang dengan status BLUD-nya, keuntungan dari Labkesda bisa dipakai untuk pengembangan. Selain menambah peralatan, juga bisa untuk menambah lagi gerai-gerai di daerah lain,"  jelasnya. 

Guru besar Unpad bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik, Keri Lestari menilai, dalam kondisi pandemi seperti saat ini diperlukan tambahan fasilitas untuk uji sampel Covid-19. Salah satunya untuk melacak siapa saja yang pernah kontak erat dengan orang yang terpapar virus korona.

Pelacakan penyebaran virus korona harus dilakukan sehingga harus lebih banyak masyarakat yang sudah menjalani uji sampel. Kondisi seperti ini, menjadi angin segar dalam proses BLUD Laborarotium Kesehatan Jabar karena akan lebih banyak orang yang memerlukan layanan laboratorium.

"Dengan demikian maka dari sisi layanan akan lebih mudah dijangkau. Pada sisi lain, pengembangan status menjadi BLUD bisa memaksimalkan layanan Labaratorium Kesehatan Jabar agar lebih profesional," ucapnya. 

Keri menambahkan untuk menjadi BLUD, menurutnya Laboratorium Kesehatan Jabar harus memperhatikan sejumlah hal, seperti menginventarisasi kondisi yang ada, menakar mitigasi risiko, dan model bisnis harus berdasarkan data.

"Kaji secara scientific, apakah visible. Potensinya apa saja, dan apa saja yang harus dikembangkan. Jangan sampai ketika menjadi BLUD, malah tambah membebani," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x