Demokrat Versi Moeldoko akan Dukung Jokowi, Refly Harun: Motifnya Bisa Kekuasaan dan Pribadi dari Elit Partai

- 10 Maret 2021, 09:36 WIB
Pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun. /Instagram/@reflyharun.

GALAMEDIA - Pakar hukum Refly Harun menanggapi pernyataan Demokrat versi Moeldoko yang mendukung Jokowi, serta mengatakan siap menyumbang orang untuk menjadi menteri di kabinetnya.

Sesuai yang Galamedia lansir dari video Youtube Rely Harun pada Rabu, 10 Maret 2021, Refly menuturkan pernyataan salah satu pendiri Demokrat yang pro terhadap Moeldoko, yakni Ilal Ferhad yang mengatakan bahwa Demokrat Moeldoko akan mendukung Jokowi.

Ilal Ferhad mengatakan sebagai partai besar, Demokrat tidak pantas untuk menjadi oposisi. Ia juga menambahkan bahwa oposisi hanya boleh dilakukan oleh partai yang konsisten, yang dimana siapapun presidennya partai tersebut harus tetap menjadi oposisi.

Baca Juga: 15 Karakter Anime Paling Favorit Sepanjang Masa, Ada Kakashi Boruto sampai Levi AOT

Menanggapi hal ini, Refly Harun mengatakan, oposisi hanya boleh dilakukan oleh parpol yang memiliki pendirian tetap dan harus dilakukan secara konsisten di setiap era pemerintahan.

Ia malah bertanya-tanya mengenai dasar dari pernyataan Ilal Ferhad tersebut. "Mau siapapun presiden dia selalu oposisi kata Ilal. Ini teori darimana juga ini ya," tutur Refly Harun.

Melihat perpolitikan di Indonesia, menurut Refly Harun haluan politik memang bisa berubah seiring dengan pergantian kepemimpinan presiden, dari yang pro menjadi oposisi ataupun sebaliknya.

Baca Juga: Damrizal, Kader Demokrat Kubu Moeldoko Menangis, Abdullah Rasyid Teringat Momen Sekjen PDIP dengan KPK

Selanjutnya Refly Harun menjelaskan mengenai tujuan dari konflik Demokrat, yang terjadi belakangan ini. Menurutnya banyak sekali opini yang muncul.

Pertama, tujuannya hanya sekedar kepentingan Moeldoko untuk menambah bergaining power, manambah bergaining position di hadapan presiden, ataupun bergaining position di pilpres 2024.

Kedua, Istana sedang membutuhkan Demokrat untuk kepentingan jangka pendek ataupun jangka panjang setelah Jokowi sudah tidak lagi berkuasa.

"Apakah sebenarnya istana sedang membutuhkan Demokrat untuk kepentingan jangka pendek, ataupun jangka panjang setelah Jokowi tidak lagi berkuasa," ucap Refly Harun.

Baca Juga: Aprilia Manganang Terkonfirmasi jadi Laki-laki, Ini Kata Sekmenpora Gato S Dewa Broto

Refly juga menilai keberanian dari pernyataan Ilal Ferhad yang akan mendukung pemerintahan, serta menyiapkan calon menteri, merupakan sebuah indikasi yang bisa menunjukan bahwa gerakan melakukan pengambilalihan Partai Demokrat, masih terus berlanjut.

Menurut Refly, dengan adanya konflik Demokrat yang melibatkan KSP Moeldoko ini, publik terasa semakin simpati dengan Agus harimurti Yodhoyono yang berperan sebagai pihak terzalimi.

Lebih lanjut, Refly juga mempertanyakan apakah di konflik Demokrat ini, PDIP seperti Megawati dan Yasona Lauli berkepentingan untuk melumpuhkan Demokrat.

"Bisa saja motifnya, motif kekuasaan, tapi bisa juga motifnya merupakan motif pribadi. Karena kita tahu hubungan elit-elit partainya dengan SBY tidak terlalu baik," tutur Refly Harun. ***

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah