Varian P1 Brasil Kian Tak Terkendali, Ilmuwan Peringatkan Efek Kematian Setara Bom Atom

- 10 Maret 2021, 13:45 WIB
Ilustrasi virus.
Ilustrasi virus. /Pexels/CDC

GALAMEDIA - Para ilmuwan memperingatkan wabah virus korona yang tidak terkendali di Brasil dapat mengancam perjuangan global untuk mengakhiri pandemi.

Varian P1 yang lebih menular dan lebih kebal vaksin yang muncul di sana kini mendominasi sebagian besar negara bagian dan tidak ada tanda-tanda penularan akan melambat.

“Informasi ini sangat mematikan,” kata Dr Roberto Kraenkel, ahli matematika biologi dari Covid-19 Brazil Observatory, kepada Washington Post. Ia mengalogikan jika virus adalah bom maka ancaman krisis di Brasil ini setara bom atom.

Baca Juga: Eks Petinggi PT Pos Indonesia Buronan Korupsi Rp 9,4 Miliar Ditangkap di Kawasan Roxy Jakarta

“Aku terkejut dengan tingkat [varian] yang ditemukan. Media tidak mengerti apa artinya ini. Semua varian yang kini menjadi perhatian ini lebih mudah menular ... dan ini berarti percepatan fase epidemi. Ini bencana.”

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Rabu (10 Maret 2021) varian P1 telah diidentifikasi sebagai penyebab 15 kasus di sembilan negara bagian AS.

Beruntung  peningkatan tingkat vaksinasi dan penurunan infeksi harian di AS membantu membendung wabah baru ini. Tetapi tidak demikian  di Brasil, di mana ICU mendekati kolaps dan peluncuran vaksin berjalan di tengah kekacauan.

Baca Juga: Unjuk Kekuatan di Luar Angkasa, Saingi Proyek 1.440 Triliun NASA Rusia - China Ancam Dominasi Amerika

"Tidak ada negara yang akan aman jika negara-negara saat ini gagal mengendalikan wabah  di wilayah mereka," kata Dr Denise Garret, wakil presiden epidemiologi terapan Sabin Vaccine Institute,  Washington kepada DailyMail.com.

“Di negara-negara seperti Brasil di mana tidak ada batasan aktivitas dan virus seakan lepas kendali, maka ini menjadi tempat berkembang biak varian. Semua virus bermutasi, setiap saat.”

Sama seperti kanker, semakin banyak menyebar dan membuat salinan dari diri mereka sendiri, mutasi virus akan semakin signifikan.

Baca Juga: Tahukah Kamu, Golongan Darah Ternyata Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang, Lho! Ini Penjelasannya

SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, sebenarnya  secara signifikan bermutasi dengan lambat.

Tetapi varian mulai bermunculan di seluruh dunia pada akhir 2020, seiring  melonjaknya kasus di sebagian besar negara hingga memberi virus peluang untuk bermutasi. Ini pula yang terjadi di Brasil di mana ditemukan varian berbahaya.

Gelombang pandemi awal di Brasil dapat dikatakan  mengerikan.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Gangguan Kesuburan pada Laki-laki, Anda Perlu Waspada!

Pengujian antibodi menunjukkan sekitar 76 persen warga Manaus kota yang paling terdampak diketahui terinfeksi Covid-19. Ini terjadi pada bulan Oktober  setelah gelombang pertama pandemi pecah.

Di sisi lain fakta itu seharusnya membuat  tiga perempat warga  kota Amazon itu memiliki kekebalan alami terhadap infeksi ulang.

Namun Manaus dihantam  gelombang kedua infeksi pada Januari lalu dan mencapai  puncaknya dengan angka kematian 100 jiwa setiap hari di kota berpenduduk dua juta itu.

Baca Juga: BPOM Keluarkan Izin Emergency Use Authorization untuk Vaksin AstraZeneca

Varian PI ditemukan di Manaus  pada bulan Desember dan kemungkinan memicu tingkat infeksi yang tinggi.Lebih buruk lagi, infeksi ulang juga dialami warga kota.

Studi laboratorium serta data menunjukkan  mutasi  E484K membantu varian menghindari antibodi yang dipicu oleh infeksi sebelumnya dengan varian yang lebih lama atau vaksin yang dirancang untuk melindunginya.

Baca Juga: Polemik Revisi UU ITE, Hidayat Nur Wahid dan Said Didu Sentil Jokowi: Sudah Biasa dengan Janji-janji

Tekanan kekebalan mendorong jenis mutasi ini. Ketika virus dihadapkan dengan kekebalan yang mencegah mereka membajak mesin sel untuk menggandakan diri, hanya strain yang memiliki mutasi yang membuat mereka kurang terpengaruh oleh vaksin. Dan kemudian mereka berkembang pesat.
 
Jenis baru virus ini lolos dari kekebalan dan semua dimulai dari awal lagi dan sekarang menjadi jenis yang utama di Brasil," kata Dr Garrett.

Baca Juga: Juventus vs Porto, Conceicao: Ini Pertandingan Bersejarah

Terkait kasus varian P1 di AS menurutnya meski rendah tetapi lebih cepat menular dan kemungkinan sebarannya lebih luas.

Dan dengan hanya 10 persen orang Amerika yang divaksinasi penuh, ratusan juta orang Amerika  termasuk 29 juta  yang telah terjangkit Covid-19  masih rentan terhadap virus P1.

“Ini hanya masalah waktu jika sampai tidak ada tindakan pengendalian. Di sini [di AS] kabar baiknya adalah kami melakukan memvaksinasi dengan cepat untuk mengendalikannya.”

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x