Kritisi Dinamika Politik Era Jokowi Hingga KLB Moeldoko, Komika Pandji: Indonesia Enggak Pernah Segagal Ini

- 10 Maret 2021, 16:17 WIB
Pandji Pragiwaksono tanggapi KLB Partai Demokrat sebagai kegagalan dalam berdemokrasi.
Pandji Pragiwaksono tanggapi KLB Partai Demokrat sebagai kegagalan dalam berdemokrasi. /YouTube Pandji Pragiwaksono


GALAMEDIA - Presenter dan Komika Pandji Pragiwaksono mengaku heran menyaksikan dinamika politik Indonesia di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang dianggapnya cukup aneh.

Ia bahkan berani menyatakan Indonesia tidak pernah segagal ini dalam berpolitik.

“Politik itu sering kali gagal untuk memastikan harapan rakyat itu tercapai. Tapi yang terjadi di politik Indonesia belakangan ini, kita enggak pernah segagal ini dalam mengawal kebutuhan dan keselamatan rakyat Indonesia,” ujar Pandji dikutip Chanel YouTube-nya, Rabu, 10 Maret 2021.

Ia pun menyoroti sejumlah fenomen politik yang terjadi belakangan ini. Mulai dari dua kubu yang bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres), kini bersatu di dalam Kabinet.

Baca Juga: Berkas HRS Dilimpahkan ke PN Jaktim, Ferdinand Hutahaean: Indonesia Aman dari Ormas Radikal

Menurut Pandji, di negara mana pun di dunia ini, tak pernah terjadi politik seperti itu.

“Aneh bangat yang terjadi di politik Indonesia. Aneh banget. Dua kubuh Capres Cawapres dalam satu kabinet. Aneh itu, aneh ga ada di dunia yang kaya gitu,” ujarnya.

Pandji juga mengungkap keanehan lain. Seperti putra dan Menantu Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution yang kini jadi Wali Kota di daerah.

“Dan Untuk pertamakali dalam sejarah RI, Presiden yang menjabat, punya anak jadi kepala daerah. Mas Bobby dan mas Gibran. Untuk pertama kalinya di indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Pertemuan Amien Rais dan Jokowi, Hidayat Nur Wahid: Bertemu 15 Menit, Tapi Luar Biasa

Kemudian Pandji pun menyoroti pernyataan Jokowi yang mengizinkan para menteri rangkap jabatan menjadi ketua Partai Politik. Menurut Pandji, hal itu akan bertolak belakang di mata masyarakat.

“Karena kan ketika seseorang memegang jabatan publik yang sangat strategi seperti menteri, tapi dia juga pimpinan partai, kita kan jadi bertanya, ini dia lagi dalam kapasias pimpinan partai atau kapasitas jadi menteri,” ujarnya.

Terakhir Pandji pun menyingung soal Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang dan mengangkat Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat versi KLB tersebut.

Baca Juga: Borussia Dortmund vs Sevilla: Haaland Mengaku Sempat Grogi

Secara pribadi, Pandji mengaku tidak tertarik dengan urusan kekisruan Partai. Namun kali ini bikin menarik adalah keterlibatan Meoldoko yang merupakan orang Istana.

“Gue terserah ya, Partai mau gimana, maksud gue, ini orang kabinet gitu. Orang pemerintahan, kemudian menjadi pimpinan partai oposisi."

"Oposisi kan tadinya sisa dua, Demokrat dan PKS. Lalu karena kekisruhan itu, akhirnya diakuisisi itu partai oposisi, diakuisis dengan naruh orang dari pemerintahan sebagai pimpinan Partainya,” ucap Pandji.

Baca Juga: Pangeran Charles Remuk Redam, Dituding Kejam Tak Sisakan Sepeser pun untuk Pangeran Harry

Pandji juga melihat adanya para menteri Jokowi yang terlibat korupsi. Hingga kebijakan Jokowi yang tidak konsisten.

“Menteri-menternya banyak yang korupsi, terus bikin kebijakan tuh, gak lama kemudian ditarik, sering banget tuh, kayak ga dalem satu komando, kaya ga pernah meeting itu,” tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x