Ruhut Sitompul Sentil Andi Mallarangeng Soal Moeldoko, Teddy Gusnaidi: Ada Anjing Penjaga yang Lebih Galak

- 13 Maret 2021, 08:14 WIB
Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi
Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi /Tangkapan layar YouTube Indonesia Lawyers Club/YouTube Indonesia Lawyers Club

GALAMEDIA – Dewan Pakar PKPI, Teddy Gunaidi mengaku tidak masalah apabila ada seseorang yang membela atasannya mati-matian meski karena kepentingan jabatan.

“Ada yang membela orang mati-matian, benar atau salah, karena kepentingan jabatan, itu ok saja,” tulis Teddy Gusnaidi yang dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @TeddyGusnaidi, Sabtu, 13 Maret 2021.

Menurutnya, jika seseorang tersebut terus membela atasannya atau anjing penjaga, maka ia akan selamanya menjadi anjing penjaga bukan menjadi tuannya.

Baca Juga: Neno Warisman Hingga Amien Rais Ajak Tahlil Nasional, Ali Mochtar Ngabalin: Enggak Usah Mempolitisir Kegiatan

Oleh karena itu, Teddy yakin jika hal tersebut terjadi maka pada suatu saat anjing tersebut akan tersingkirkan dengan anjing penjaga yang jauh lebih galak darinya.

Tapi Anda hanya akan jadi anjing penjaga terus menerus, bukan tuannya. Suatu hari anjing penjaga itu harus tersisih karena ada yang lebih galak,” pungkasnya.

Sebelumnya, politisi PDIP Ruhut Sitompul melalui tayangan acara Mata Najwa pada 10 Maret 2021 mengungkapkan bahwa dirinya kerap disebut oleh lawan politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai anjing penjaga SBY dan Partai Demokrat.

Menurutnya, hal tersebut tidak dapat dipungkiri oleh berbagai pihak karena mereka telah menyaksikan bagaimana perjuangannya dahulu bersama Partai Demokrat di bawah kepemimpinan SBY.

Baca Juga: Pakar Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta Tiba-tiba Hubungkan KLB Demokrat dengan Korupsi Asabri, Ada Apa ya?

Selain itu, Ruhut Sitompul merasa sedih setelah dirinya mendapat kabar bahwa kini di Partai Demokrat sedang terjadi konflik antara 2 tokoh besar yakni Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Melalui sambungan telepon , Moeldoko mengaku ke Ruhut Sitompul bahwa dirinya tidak ingin menjadi Ketum Partai Demokrat karena pada saat itu Moeldoko tengah mendapatkan tugas berat yakni membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengatasi pandemik Covid-19.

Ketika disinggung perihal alasan Moeldoko menerima jabatan Ketum Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengaku bahwa Moeldoko sudah diinjak-injak oleh Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Andi Mallarangeng yang mengungkapkan bahwa upaya kudeta yang dilakukan Moeldoko kepada AHY merupakan cara-cara orde baru. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x