Innalillahi Anton Medan Meninggal Dunia, Simak Kisah Perjalanan Hidupnya, dari Preman menjadi Pendakwah

- 15 Maret 2021, 21:28 WIB
Mendiang Anton Medan, saat memberikan tausiah kepada warga binaan Rutan Klas II B Serang, Provinsi Banten.
Mendiang Anton Medan, saat memberikan tausiah kepada warga binaan Rutan Klas II B Serang, Provinsi Banten. /Kabar Banten/Hashemi Rafsanjany

Anton merupakan seorang keturunan dari Tionghoa, yang dibesarkan di tengah-tengah politik gelap Indonesia pada saat itu.

Anton yang berprofesi sebagai preman, kerap kali digunakan sebagai alat dalam politik, bisnis, dan instansi pemerintah pada zamam Orde Baru Soeharto.

Menghuni ruangan di balik jeruji besi, juga pernah ia alami sewaktu masih menjadi perampok dan bandar judi.

Pada tahun 1998, Anton Medan pernah dijadikan kambing hitam dalam peristiwa kerusuhan Mei 1998. Kerusuhan yang pada awalnya merupakan sebuah upaya demonstrasi, untuk menggulingkan Presiden Indonesia Soeharto, berubah menjadi demonstrasi anti Tionghoa di ibu kota Jakarta.

Baca Juga: Jalan Utama Menuju Objek Wisata Pantai Sayang Heulang Garut Amblas

Anton medan memang seorang keturunan dari Tionghoa, akan tetapi pada waktu itu dia turut ikut ke jalan, serta membuktikan kesetiaannya terhadap rakyat. Walaupun demikian, nahasnya Anton pada saat itu malah menjadi sasaran kekacauan tersebut.

Singkat cerita, Anton yang telah berinsyaf dan menetapkan dirinya pada keyakinan Islam, menuntun dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, serta menjadi pendakwah Islam yang berketurunan Tionghoa di Indonesia.

Anton pernah mendirikan rumah ibadah umat Islam yang dinamai Masjid Jami' Tan Hok Liang. Masjid tersebut terletak di areal pondok pesantren At-Ta'ibin, Pondok rajeg, Cibinong.

Selain itu Anton juga pernah menjabat sebagai ketua di organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) pada tahun 2012.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x