Terhantam Pandemi Covid-19, Monel Gelar Virtual Fashion Show

- 16 Maret 2021, 19:46 WIB
Gelaran Fashion Show secara virtual.
Gelaran Fashion Show secara virtual. /Remy Suryadie/Galamedia/


GALAMEDIA - Industri fesyen Bandung menjadi salah satu sektor yang terhantam pandemi virus corona (Covid-19). Sejumlah toko dipaksa tutup karena adanya pembatasan pergerakan masyarakat.

Berbagai upaya dilakukan para pengusaha untuk menarik pembeli melalui digital marketing, salah satunya dengan menggelar virtual fashion show yang disiarkan secara live.

Seperti yang dilakukan Monel, brand fesyen asal Kota Bandung.

"Kami biasa launching ada fashion show. Karena (sekarang) pandemi, kita ingin mengadaptasi fashion show versi online," ujar salah satu pendiri Monel, Irma Mariam, saat virtual launching MonelxArkiv, di sebuah studio di Buahbatu, Bandung.

Gelaran Fashion Show secara virtual.
Gelaran Fashion Show secara virtual.


Virtual fashion show dilakukan Monel untuk memperkenalkan koleksi terbarunya hasil kolaborasi dengan seniman Arkiv Vilmansa.

Menurut Irma, virtual fashion show bisa membuat orang-orang lebih tertarik terhadap produk yang dipamerkan.

"Satu look bisa menggambarkan apa yang mau dieksplor, ada feminin, sporty, edgy, casual," ungkapnya.

Ia menjelaskan, kolaborasi dengan Arkiv merupakan salah satu upaya Monel untuk tetap bertahan di tengah gempuran pandemi.

Tak bisa dipungkiri, kata Irma, peritel yang fokus pada produk hijab ini sempat mengalami penurunan omzet hingga 30 persen.

Dalam kolaborasi, seniman Arkiv dipilih karena memiliki kesamaan konsep desain dengan Monel, yakni cheerful, colorful, dan playful.

Pada sela-sela acara Fashion Show secara virtual yang digelar Monel.
Pada sela-sela acara Fashion Show secara virtual yang digelar Monel.

Monel berharap kolaborasi ini bisa membuka target market yang semakin luas.

"Arkiv gak pernah ngeluarin sesuatu yang asal-asalan. Kita mau ngangkat hijab, tapi ada art-nya, value-nya jadi lebih," tutur Irma.

Di kesempatan yang sama, Arkiv Vilmansyah mengatakan ia mengadaptasikan karyanya dalam koleksi busana khusus wanita urban dengan tema cartoon.

“Lihat dari sisi kolaborasi, saya dari dulu suka kartun, memang makanan saya dari kecil. Monel punya kesamaan juga. Ada sisi yang lain yang gak bisa kita ungkap, tapi kita punya kesamaan,” jelas seniman asal Bandung ini.

Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran, Pemkot Cimahi Luncurkan Silima

MonelxArkiv mengeluarkan 6 koleksi yang memiliki sentuhan gaya sporty feminine, casual chic, sleek and timeless, sporty, sophisticated, dan edgy, seperti looks yang diperlihatkan pada saat fashion trunk show yang disertai fashion preview.

Kualitas bahan yang dipilih Monel, seperti cotton high density, kaos combad interlock, babyterry, serta variasi tulle dot, membuatnya digandrungi banyak pecinta fesyen hijab.

Menjadi local pride

Monel yang dirikan pada 2011 merupakan buah pemikiran dari lima orang sahabat yakni Irma Mariam, Minna Mekkarina, Dessy Mayasari, Tintin Sutiarsih, dan Lina Rooslina.

Irma mengatakan, mereka memutuskan untuk terjun ke bisnis fesyen hijab karena sama-sama merasa kesulitan saat mencari busana hijab kasual. Saat itu, kata dia, busana hijab identik dengan harganya yang mahal.

Baca Juga: Tak Ingin Generasi Mudanya Jadi Penonton. Kades Kerjasama Dengan SMKN 2 Subang

Kelimanya kemudian membuka lini busana sendiri dengan tagline Made with The Passion for Fashion yang menyasar segmentasi wanita usia 20-40 tahun. Pembelian bisa dilakukan di store utama Jalan Buahbatu No.87 atau melalui akun Instagram resmi @monelboutique.

“Ada misi dakwah sedikit. Gak usah takut pakai hijab, masih bisa keren,” jelasnya.

Dengan 40 karyawan, Monel yang baru saja membuka toko baru di Pondok Indah Mall (PIM) Jakarta, tetap bertahan di masa sulit. Sudah tak terhitung berapa kali try and error dilakukan Monel untuk menemukan formula yang pas dalam mengembangkan brand.

Baca Juga: HEBOH! 1,1 Juta Vaksin AstraZeneca Kedaluarsa Bulan Mei, Siti: Hanya Bisa Gunakan Dosis Pertama

“Di masa pandemi, kecintaan seorang entrepreneur dilihat saat masa sulit, bukan masa bagusnya,” ucap Irma.

Ia berharap industri fesyen Bandung masih menjadi barometer di Indonesia. UMKM Bandung diyakini bisa menjadi local pride sehingga perekonomian bisa bangkit kembali.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x