Klaim 85 Persen Rakyat Setuju 3 Periode, Arief Poyuono: Jokowi Ogah Karena UUD-nya Belum Diamandemen

- 18 Maret 2021, 04:50 WIB
Arief Poyuono bersama Najwa Shihab pada acara Mata Najwa.
Arief Poyuono bersama Najwa Shihab pada acara Mata Najwa. /Tangkapan layar./



GALAMEDIA - Direktur Eksekutif Indobarometer menyatakan kesiapannya untuk di-bully dengan menyampaikan gagasan Joko Widodo - Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

“Ketika kita biarkan polarisasi, maka pada tahun 2024 kalau ada tawuran nasional. Lebih baik saya dibully sekarang. Ini gagasan saya dan bisa diterima bisa ditolak.” kata M. Qodari, Direktur Eksekutif Indobarometer pada acara Mata Najwa dengan tema Gaduh Tiga Periode, Rabu malam, 17 Maret 2021.

“Pada 2014 itu hampir saja pendukung Prabowo mau menduduki dan membatalkan acara pelantikan Jokowi - JK. Untungnya waktu itu pak Jokowi menyadari situasi kondisi dan melakukan hal tepat,” katanya.

Baca Juga: Nasib Jhoni Allen di DPR Berada di Tangan Jokowi, Herzaky: Mentang-mentang Didukung Oknum Kekuasaan!

“Dan ada juga yang mengarahkan dukungan untuk Jokowi juga. Jokowi kontak ARB, datangi Prabowo, lalu cair suasana. Akhirnya enggak jadi diserbu,” kisahnya.

Ia mengaku melontar gagasan tersebut demi masyarakat bukan karena hal lainnya.

“Yang dipikiran saya adalah masyarakat dan saya tidak mau apa yang terjadi di Amerika  akan terjadi di Indonesia," ujarnya.

Ia pun berharap Parabowo Subianto untuk mau menerima saran tersebut.

"Kalau Pak Prabowo gak mau mari kita yakinkan,” kata Qodari.

Baca Juga: Di Hawaii, Edhy Prabowo Belikan Istrinya Jam Rolex, Iis: Katanya This is Anniversary Prize

Ia pun optimis jika sejumlah kalangan masyarakat setuju dengan gagasannya tersebut.

“Gagasan ini begitu dilontarkan langsung membuka mata rakyat indonesia. saya yakin akan terjadi amendemen,” tandasnya.

Sementara itu salah seorang pendukung Jokowi tiga periode, Arief Poyuono menyatakan keyakinannya, 85 persen rakyat Indonesia setuju dengan masa jabatan presiden tiga periode.

"Tiga periode ini kan bukan selama-lamanya," kata Arief Poyuono, pada acara Mata Najwa.

Baca Juga: Biayai Apartemen dan Mobil Buat Sespri Perempuan, Edhy Prabowo Ngaku Rogoh Kocek Sendiri

“Saya katakan 2 periode (jabatan presiden) kurang, itu ada dasarnya. Dari sisi ekonomi, dulu anggota DPR yang buat aturan ini, tahu nggak dampaknya apa ke Indonesia dengan landscape politik yang seperti ini,” katanya.

“Dampaknya, tidak ada stabilitas dalam kepemimpinan nasional. (Periode) 10 tahun itu kurang. Investasi jangka panjang yang masuk sedikit. Lebih banyak investasi jangka pendek,” katanya.

Ia menyatakan tak ada tokoh lain sepiawai Jokowi dalam mengelola negara.

“Saya belum melihat tokoh lain yang mengimbangi Jokowi dalam kepiawaiannya  mengelola negara,” ujarnya.

Sehubungan hal itu, ia kekeuh agar UUD diamandemen sehingga jabatan presiden bisa menjadi tiga periode.

“Konstitusi kita kan bisa diamandemen. Saya minta Jokowi untuk maju lagi. Dan itu dia mesti melalui pilpres. Ada lawannya juga,” lanjut Arief.

“Dia tidak mau, karena konstitusinya belum diubah. Kalau diubah saya dan rakyat meminta dia untuk maju, saya rasa dia akan berubah pikiran,” tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah