"Kalau ini bisa jalan maka ini adalah milestone penting sebuah kesuksesan kecil untuk kita menuju target yang lebih besar di tahun 2030 nanti. Dalam RJPP kita, sampai tahun 2030 menargetkan 10.051 bus yang kita operasikan nanti semuanya sudah beralih ke listrik," ungkapnya.
Menurutnya, terkait tarif bus listrik, PT Transjakarta masih menggunakan skema rupiah per kilometer bus solar yang berlaku saat ini untuk sementara waktu sampai ada Harga Perkiraan Sendiri (HPS) bersama dengan LKPP di dalam e-Katalog.
Untuk alternatif lain ditetapkannya tarif bus listrik Transjakarta yakni mengacu kepada harga solar saat ini plus 30 persen atau hasil focus group discussion (FGD) yang dilakukan oleh manufaktur dengan beberapa operator dan hasil negosiasi antara Transjakarta dengan operator.
"Operator harus pintar melakukan penawaran dan memilih produk yang ekonomis untuk kemudian memasuki range harga yang ditetapkan oleh Transjakarta," tuturnya.
"Dari tiga jenis harga baik HPS, solar plus 30 persen, dan hasil negosiasi, akan kita akan ambil yang paling rendah untuk kita gunakan sebagai patokan pembayaran rupiah per kilometer," tandasnya menambahkan. ***