Ormas Provokasi Warga Pancoran hingga Terjadi Bentrok, Kontras: Polisi Hanya Melindungi Aset Pertamina

- 18 Maret 2021, 12:54 WIB
Ilustrasi Gas Air Mata. /pixabay/arminabduljabbar
Ilustrasi Gas Air Mata. /pixabay/arminabduljabbar /

GALAMEDIA - Peristiwa mencekam terjadi dalam penggusuran salah satu bangunan tempat belajar anak-anak di Pancoran Gang Buntu II, Jakarta Selatan, Rabu 17 Maret 2021 malam.

Saat itu tepat pukul 22.00 WIB, warga yang tengah menduduki bangunan PAUD, tiba-tiba mendapat provokasi dari salah satu ormas ternama di Indonesia.

Warga dan Aliansi Solidaritas diserang dengan menggunakan batu oleh pihak ormas hingga kemudian terjadilah bentrokan, yang menyebabkan berjatuhan korban dari pihak warga dal Aliansi Solidaritas.

Baca Juga: Sentil KPI Soal Lamaran Atta-Aurel yang Ditayangkan di TV, Sudjiwo Tedjo: Pilpres Apa Bermanfaat Bagi Publik?

Baca Juga: Sinopsis dan Live Streaming Buku Harian Seorang Istri 18 Maret 2021: Dewa Dilematis, Antara Nana atau Alya

Tak hanya itu, menurut laporan dari Kontras, Posko medis yang menangani banyak korban dengan peralatan minim, juga ikut diserang dengan ditembaki gas air mata dari dua arah.

Hal itu menyebabkan posko medis tak karuan sehingga tim medis dengan terpaksa menangani para korban di luar posko.

Melalui keterangan tertulisnya, Kontras juga mengatakan serangan-serangan apa saja yang dialami warga Pancoran semalam, menurutnya warga diserang mulai dari lemparan batu, bom molotov hingga gas air mata.

"Warga Pancoran yg masih bertahan di tanah yg telah mereka tempati sejak lama mendapatkan serangan lemparan batu, bom molotov hingga gas air mata," tulis keterangan Kontras, dikutip Galamedia, Kamis 18 Maret 2021.

Baca Juga: Ruhut Sitompul Merasa Sedih Sebut Gugatan Cerai Terlalu di Umbar-umbar di Media

Kontras juga menyoroti pihak kepolisian yang tidak melindungi keselamatan warga, padahal sudah jelas saat itu pihak polisi ada di tempat kejadian dan malah melindungi aset Pertamina.

"Kepolisian hanya melindungi aset Pertamina, bukan keselamatan warga," kata Kontras.

Selain itu bantuan yang hendak masuk ke posko medis juga sulit dijangkau karena seluruh pintu masuk ke Pancoran Gang Buntu II dijaga ketat oleh aparat kepolisian.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu anggota Aliansi Solidaritas, Sherina Redjo, melalui akun Twitter pribadinya ia mengatakan satu-satunya ambulan yang mau menolong dilarang masuk oleh pihak kepolisian.

Baca Juga: Sepuluh Blunder Mengejutkan Akun Medsos Pesepak Bola Dunia, No 6 dan No 7 Paling Tragis

"Satu-satunya ambulan yang mau menolong kita ga boleh masuk, ditahan sama kapolsek Pancoran. Chakep," ujarnya.

Ia juga menyebut hingga saat ini jumlah data korban kekerasan Pancoran sebanyak 22 orang, diantaranya 15 orang luka ringan dan 7 orang luka berat.

Sementara itu salah satu warga yang mengalami luka berat, saat ini masih dirawat di RS Tebet.

Hingga siang ini, tim dari Kontras masih mendata warga dan Aliansi Solidaritas, karena menurutnya ada informasi beberapa warga yang sudah ditahan di Polda Metro Jaya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x