Polisi dan Militer Myanmar Bunuh 8 Pengunjuk Rasa Saat Indonesia Serukan Akhiri Kudeta

- 19 Maret 2021, 18:45 WIB
Demonstran antikudeta berlindung di barikade saat bentrokan terjadi dengan aparat Myanmar di Yangon, 16 Maret 2021.
Demonstran antikudeta berlindung di barikade saat bentrokan terjadi dengan aparat Myanmar di Yangon, 16 Maret 2021. /Reuters/STRINGER/REUTERS

GALAMEDIA – Dalam laporan yang disampaikan Reuters, polisi dan militer Myanmar telah membunuh 8 pengunjuk rasa pada Jumat, 19 Maret 2021.

Kejadian ini bertepatan dengan seruan Presiden Jokowi melalui pidato resminya untuk menyerukan penghentian kekerasan kudeta militer Myanmar.

Sejak 1 Februari 2021, masyarakat Myanmar terus melakukan unjuk rasa hampir setiap hari hingga detik ini.

Baca Juga: Pedagang Pasar Atas Cimahi Divaksin, Nadim: Sekarang Lebih Percaya Diri

Namun, makin besar penentangan dari masyarakat, justru makin keras dan brutal pula tindakan dari polisi dan militer Myanmar.

Dalam aksi terbaru ini, pasukan keamanan melepaskan tembakan berkali-kali dalam konfrontasi di pusat Kota Aungban.

Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan barikade pengunjuk rasa dan media peliput kejadian.

“Pasukan keamanan datang untuk menghilangkan penghalang tetapi orang-orang melawan dan mereka melepaskan tembakan,” ujar seorang saksi yang menolak disebut namanya.

Baca Juga: MUI Nyatakan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Haram, Tapi...

Seorang pejabat layanan penguburan Kota Aungban yang enggan disebut namanya, mengatakan terdapat delapan orang tewas, tujuh di antaranya meninggal di tempat.

Sementara satu orang dalam kondisi terluka, namun meninggal di perjalanan menuju rumah sakit di Kota Kalaw.

Juru Bicara Dewan Administrasi Negara Brigadir Jenderal Zaw Min Tun tidak dapat dihubungi untuk dimintai keterangan perihal tewasnya 8 pengunjuk rasa pada Jumat, 19 Maret 2021.

Sebelumnya, Zaw Min Tun sempat memberi komentar singkat bahwa pihaknya hanya akan menggunakan kekuatan jika memang diperlukan.

Baca Juga: Tak Puas dengan Rentetan Dakwaannya, JPU Minta Hakim Jerat Habib Rizieq dengan Pasal Hina Persidangan

Menurut kantor berita Myanmar Now, terdapat satu pengunjuk rasa meninggal dunia di timur laut Kota Loikaw.

Selain itu, penembakan terjadi pula di kota terbesar Myanmar, Yangon, tetapi belum ada kabar soal korban terluka atau meninggal dunia.

Unjuk rasa juga terjadi di beberapa kota lainnya seperti Mandalay, Myingyan, Katha, dan Myawaddy.

Assistance Association for Political Prisoners melaporkan bahwa hingga saat ini tercatat udah ada 233 korban pengunjuk rasa meninggal dunia.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x