GALAMEDIA - Dolar AS melonjak terhadap sejumlah mata uang utama lain pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).
Dolar melampaui level tertinggi dua minggu, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot karena Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan kepada Kongres bahwa inflasi tidak akan lepas kendali.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya terakhir menguat 0,65 persen pada 91,8, berbalik arah dari pergerakan Senin (22/3/2021) ketika turun tetapi melayang di bawah tertinggi empat bulan, karena investor mencari tempat berlindung yang aman (safe haven) pada dolar AS.
Baca Juga: Simak 5 Rekomendasi Film Netflix Paling Seru! Ada yang Baper, Komedi, Hingga Misteri
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun juga turun lagi, menjadi 1,624 persen. Pada Selasa pagi (23/3/2021), surat utang negara menarik permintaan yang kuat untuk yang bertenor dua tahun, dengan investor menunggu lelang obligasi pemerintah untuk yang bertenor lebih lama pada pekan ini.
“Ini lebih tentang fundamental,” kata Juan Perez, pedagang mata uang dan ahli strategi di Tempus Inc. “(Kami) memiliki banyak data untuk dicerna mulai besok.”
Perez mengatakan kenaikan dolar pada Selasa (23/3/2021) menunjukkan "pada akhirnya kami tidak keluar dari hal ini," mengacu pada pandemi Covid-19.
Indeks dolar telah naik sekitar 2,4 persen sejauh tahun ini karena investor melihat peluncuran vaksin Covid-19 yang relatif cepat dan pengeluaran stimulus di Amerika Serikat sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Marzuki Alie CS Cabut Gugatan ke AHY, Diam-diam Moeldoko Terima Tamu dari AS, Ada Apa ya?