Sepuluh Drama Pindah Timnas demi Piala Dunia, Nomor 10 Paling Aneh

- 28 Maret 2021, 09:20 WIB
/

GALAMEDIA - Inggris mendapat pukulan telak setelah wonderkid Bayern Munich Jamal Musiala memilih membela Jerman di level internasional.

Menggemparkan Bundesliga berkat penampian ciamiknya, The Three Lions sangat membutuhkan Musiala yang namanya tercatat  membela Inggris di level Under 17 dan Under 21 setelah mengasah bakat melalui akademi Chelsea.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa, Ditahan Imbang Serbia, Portugal Tak Mampu Salip Tuan Rumah

Tapi Musiala, yang lahir di Stuttgart dari ibu berkebangsaan Jerman dan ayah Inggris-Nigeria, kini telah bersumpah untuk setia pada negara yang menjuarai Piala Dunia 2014 itu.

Musiala yang saat ini berusia 17 tahun akan mulai bergabung dengan skuad Jerman bulan depan.  Bersinar di usia yang begitu muda untuk Bayern, Jerman merayakan kedatangan Musiala.

Sebaliknya pelatih Inggris Gareth Southgate akan dibuat pusing.

Baca Juga: Gandeng Ranto Parulian dan Wenda Aluwi, Muhammad Ismak Maju Kembali sebagai Ketua AAI di Munas 2021

Ada juga ancaman dari bek kanan Manchester United Aaron Wan-Bissaka yang kemungkinan akan “membelot” ke Kongo jika namanya tak masuk skuad timnas.

Apa pun itu, berpindah kesetiaan di level internasional bukan  hal baru bagi para bintang bola. Tak percaya?

Berikut kompilasi  Galamedia dari Sportsmail untuk 10 pemain top yang berpindah ke lain hati:

Baca Juga: Soal Megawati Soekarnoputri Siap Lengser Sebagai Ketum, Effendi Tidak Ada Politik Uang untuk Mendapatkan Suara

1. Diego Costa: Brasil, Spanyol

Striker karismatik yang lahir di Lagarto ini tampil dua kali membela Brasil dalam  pertandingan persahabatan melawan Italia dan Rusia.

Tetapi ketika namanya mulai menanjak di level senior pada musim 2013-14 dengan mencetak 27 gol untuk Atletico Madrid, Costa memutuskan untuk mewakili Spanyol di level internasional.

Tepat pada Oktober 2013, Costa pun mengirimkan surat perpisahan pada Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) setelah mendapat kewarganegaraan Spanyol pada bulan Juli sebelumnya.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Akui Teknologi Digital Bantu Indonesia Lewati Masa Sulit Pandemi Covid-19

Bos Brasil saat itu Luiz Felipe Scolari dibuat meradang.

'Seorang pemain Brasil yang menolak mengenakan seragam tim nasional dan berkompetisi di Piala Dunia yang digelar di negaranya otomatis blacklist.'

'Dia melukai impian jutaan orang untuk melihatnya mewakili tim nasional yang telah lima kali juara Piala Dunia di Brasil.'

Baca Juga: Mama Rossa Bersedih, Reyna Memilih Ikut Bersama Andin: Sinopsis Ikatan Cinta 28 Maret 2021

Namun Costa bergeming dan tidak lama kemudian melakukan debut untuk Spanyol pada Maret 2014 melawan Italia.

Namanya tercatat di dua Piala Dunia, pertama tahun 2014 di Brasil dengan total mencetak 10 gol di tingkat internasional.

2. Wilfried Zaha: Inggris, Pantai Gading

Bagi Inggris, keputusan Zaha mewakili Pantai Gading bisa dibilang yang paling menohok dari semuanya.

Pemain sayap Crystal Palace itu tampil dua kali untuk Inggris di level senior, di antaranya saat melawan Swedia dan Skotlandia di bawah Roy Hodgson.

Baca Juga: Okan Kornelius Lapor Polisi Atas Pencemaran Nama Baik, Lee Sachi: Aku Sih Nggak Takut Sama Sekali

Namun gagal tampil kompetitif  bersama The Three Lions, Zaha memutuskan bermain untuk Pantai Gading pada 2016.

Lahir di Abidjan, keluarganya pindah ke Inggris saat Zaha berusia empat tahun.

Meskipun Gareth Southgate berusaha meyakinkannya untuk tetap menjadi bagian dari timnas Inggris, Zaha tetap teguh dengan keputusannya dan melakukan debut untuk Pantai Gading pada Januari 2017.

Baca Juga: Tidak Ada Wakil Indonesia di Final Orleans Master 2021 Kalah Wakil Inggris dan Denmark

Zaha tampil tampil bersama Pantai Gading di Piala Afrika 2017 dan tak pernah absen dari starting line-up tetapi mereka tersingkir di babak penyisihan grup.

3. Jack Grealish: Republik Irlandia, Inggris

Saat tampil untuk Irlandia di level junior, Inggris sudah mengincar gelandang Aston Villa, yang kemudian menjadi kapten klub mereka.

Grealish berhak bermain untuk Irlandia (melalui koneksi kakek-neneknya) atau Inggris (tempat lahirnya di Birmingham).

Namun meski bermain untuk Irlandia di level U-17, 18 dan 21, Grealish akhirnya berkomitmen untuk Inggris pada 2016.

Baca Juga: Jadwal MotoGP 2021: Link Live Streaming Seri Perdana GP Qatar Malam Ini

Grealish memenangkan Turnamen Toulon 2016 bersama Inggris dan tampil bersinar bersama James Ward-Prowse dan Ruben Loftus-Cheek.

Dan  akhirnya ia mendapat panggilan untuk memperkuat timnas senior saat Southgate memberi slot untuk Grealish pada pertandingan UEFA Nations League melawan Islandia dan Denmark pada Agustus 2020.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa, Belanda Menang Atas Latvia 2-0

Grealish hanya tampil tiga kali untuk tim senior Inggris tetapi namanya tetap layak menjadi pilihan dan ia dipastikan berharap menjadi salah satu nama yang bakal ikut tampil di ajang Euro musim panas ini.

4. Kevin Prince Boateng: Jerman, Ghana

Saudara tiri Jerome Boateng ini, lahir dan besar di Jerman sebelum memulai karier profesionalnya bersama Hertha Berlin, tempat ia dibesarkan.

Kevin bermain untuk tim muda Jerman di level Under 19 dan Under 21 dari 2004 hingga 2009, tetapi setahun kemudian, gelandang yang biasa tampil mencolok  itu memutuskan untuk mewakili Ghana.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa, Belgia Ditahan Imbang Republik Ceko 1-1

Beralih kesetiaan, Kevin mengaku dirinya merasa lebih seperti orang Ghana ketimbang Jerman.

Dia mewakili tim berjulukan Bintang Hitam di Piala Dunia 2010 dan 2014. Dan di Afrika Selatan, mereka tampil mengejutkan dengan mencapai perempat final.

Mengingat kembali keputusannya mewakili Ghana, Kevin baru-baru ini menegaskan dirinya membuat pilihan yang tepat.

Baca Juga: Pengakuan Wilantara kepada Argdana, Ken Dirawat di Rumah Sakit: Sinopsis Love Story 28 Maret 2021

“Ada saatnya ketika saya pikir saya tidak akan berhasil bersama Jerman, bukan karena kualitas saya tetapi karena karakter saya tidak cocok.”

“Jadi saya memutuskan bermain untuk Ghana dan sejujurnya itu adalah salah satu keputusan terbaik dalam karier saya."

"Pulang untuk melihat negara asal dan melihat budaya yang berbeda serta memainkan dua Piala Dunia itu rasanya luar biasa.”

5. Lukas Podolski: Polandia, Jerman

Podolski yang tercatat membela Cologne, Bayern Munich dan Arsenal, lahir di Polandia pada tahun 1985.

Tetapi negara kelahirannya memilih melepasnya, keputusan yang tampaknya menjadi penyesalan nasional.

Baca Juga: Tidak Ada Wakil Indonesia di Final Orleans Master 2021 Kalah Wakil Inggris dan Denmark

Setelah serangkaian penampilan oke  untuk klub kesayangannya, Cologne saat berusia 18 tahun, media Polandia mendesak pelatih tim nasional Pawel Janas untuk memberinya kesempatan bersama tim senior.

Tapi Janas menolak mentah-mentah. “Kami memiliki striker yang jauh lebih baik di Polandia daripada Podolski."

"Saya tidak melihat alasan untuk memanggil pemain hanya karena dia memainkan satu atau dua pertandingan bagus di Bundesliga. Dia bahkan bukan starter reguler di klubnya."

Baca Juga: Tidak Ada Wakil Indonesia di Final Orleans Master 2021 Kalah Wakil Inggris dan Denmark

Well, apa pun itu kerugian Polandia adalah keuntungan bagi Jerman. Die Mannschaft pun merekrutnya.

Hasilnya setelah tampil untuk Jerman di setiap level junior, Podolski yang memiliki kaki kiri ajaib total mewakili tim senior 130 kali, mencetak 49 gol dan memenangkan Piala Dunia 2014, tentunya!

6. Thiago Motta: Brasil, Italia

Gelandang bertahan, yang menikmati sukses besar bersama Barcelona, Inter Milan dan PSG, ini mencatatkan dua caps untuk negara asalnya Brasil pada tahun 2003.

Tapi putus asa dan gagal membangun karier timnas dalam delapan tahun, Motta akhirnya  pindah ke lain hati setelah Italia mendekatinya melalui Cesare Prandelli.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa, Belanda Menang Atas Latvia 2-0

Pinangan datang setelah Motta ikut memenangkan treble bersama Inter Milan di bawah Jose Mourinho pada 2010. 

Motta memiliki kewarganegaraan ganda karena kakek dari pihak ayahnya warga Italia.

Pada tahun 2011, ia menerima panggilan pertamanya dari Italia untuk pertandingan persahabatan melawan Jerman.

Tak dinyana ia menjadi komponen kunci untuk timnas Italis dan membantu mereka mencapai final Euro 2012.

Motta akhirnya pensiun dari panggung internasional pada musim 2016 dengan 30 caps untuk timnas Italia.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 28 Maret 2021: Hah?! Status Janda Alya Diketahui Farah? Kevin Ganggu Keluar

7. Nacer Chadli: Maroko, Belgia

Seperti kebanyakan anggota skuad Belgia, Chadli memiliki hak istimewa untuk mewakili negara lain  dan dalam hal ini Maroko.

Setelah penampilan cukup oke bersama untuk FC Twente di musim perdananya di Eredivisie, Maroko memanggilnya untuk  menghadapi Irlandia Utara pada November 2010 dalam laga yang berakhir 1-1.

Namun, Chadli  memutuskan untuk mewakili negara kelahirannya Belgia hanya daam 84 hari setelah debutnya bersama Maroko.

Pemain sayap itu mencicipi kemenangan pertamanya bersama  Belgia dalam pertandingan persahabatan melawan Finlandia.

Chadli akan menjadi anggota penting skuad Belgia, terutama di bawah Roberto Martinez, yang membantu negaranya finis ketiga di Piala Dunia 2018.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 28 Maret 2021: Hah?! Status Janda Alya Diketahui Farah? Kevin Ganggu Keluar

8. Faouzi Ghoulam: Prancis, Algeria

Bek kiri Napoli ini lahir di Prancis dan bermain dua kali untuk tim U-21 mereka pada tahun 2012.

Namun, keingannya sangat jelas: mewakili Aljazair dan pada tahun 2013 namanya tercatat  melakukan debut untuk Ajlazair dalam kemenangan 3-1 atas Benin di kualifikasi Piala Dunia.

Ghoulam pun tampil untuk Aljazair di Piala Dunia 2014, di mana mereka mencapai babak 16 besar sebelum akhirnya dikalahkan oleh juara bertahan Jerman.

Sejak beralih kesetiaan, pemain berusia 30 tahun itu telah 37 kali membela Aljazair, dan mencetak lima gol.

Baca Juga: MotoGP Qatar 2021: Pebalap Ducati Francesco Bagnaia Start Terdepan Usai Pecahakn Rekor

9. Alex Bruce: Republik Irlandia, Irlandia Utara

Alex, putra mantan bek tengah Manchester United dan manajer Newcastle Steve Bruce, menjadi berita utama pada tahun 2011.

Alex yang malang melintang di 10 klub di bawah Liga Premier, awalnya bermain untuk Republik Irlandia (dua kali) dan melakukan debutnya pada tahun 2007.

Tapi empat tahun kemudian, Alex secara kontroversial memutuskan untuk mewakili Irlandia Utara karena neneknya lahir di Bangor.

Namun, dia gagal membangun karier yang sukses dengan Irlandia Utara setelah hanya tampil dua kali dalam pertandingan persahabatan.

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI dan SCTV Minggu 28 Maret 2021: Intip Jadwal Ikatan Cinta dan Buku Harian Seorang Istri

10. Alfredo Di Stefano: Argentina, Kolombia, Spanyol

Yang ini pasti akan membawa kenangan ke masa lalu.

Pemain hebat Real Madrid,  lahir di Buenos Aires dan menikmati karier internasional yang cemerlang namun sangat aneh karena mewakili tiga negara berbeda.

Aneh karena pemain yang memperkuat River Plate, Millonarios, dan kemudian Real Madrid itu diizinkan bermain di masing-masing negara tadi.

Bebas dari cengkeraman peraturan FIFA modern, Di Stefano mewakili Argentina, Kolombia, dan Spanyol di kancah internasional.

Baca Juga: Soal Megawati Soekarnoputri Siap Lengser Sebagai Ketum, Effendi Tidak Ada Politik Uang untuk Mendapatkan Suara

Sayangnya, dia tidak pernah tampil di Piala Dunia karena Argentina gagal lolos ke turnamen edisi 1950 atau 1954 dan begitu pun Spanyol yang sama-sama gagal lolos pada 1958.

Total mantan penyerang itu mencetak 23 gol dalam 31 penampilan untuk Spanyol, enam gol dalam enam pertandingan untuk Argentina, dan empat kali tampil bersama Kolombia.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x