"Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, memohon seluruh pihak untuk terus memupuk kebersamaan. Karena dengan persatuan dan kesatuan, kita bisa membangun bangsa dan negara," tuturnya.
Lebih lanjut Panglima Santri Jabar ini menyatakan, dakwah harus dilakukan dengan lemah lembut. Ia pun menyarankan umat muslim di Jabar untuk mempelajari ilmu tauhid, ilmu fikih, dan ilmu tasawuf, serta ilmu- ilmu agama lainnya secara menyeluruh.
"Dengan lemah lembut, sehingga orang bisa berubah kepada kebaikan dengan cara lemah lembutnya sebuah ajaran," ujarnya.
"Orang yang beriman adalah dia yang bermanfaat bagi manusia lainnya, termasuk dalam memberikan rasa aman dan nyaman terhadap lingkungan tempat tinggalnya," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Jabar, DR. Drs. Rd. Iip Hidajat, M.Pd. mengatakan, pertemuan mitra strategis Bidang Kesbangpol se-Jabar ini bertujuan untuk konsolidasi dan koordinasi dalam rangka menangkal paham radikalisme dan terorisme di Jabar.
Kegiatan juga sekaligus sosialisasi Perpres No 7 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
"Ini sebagai respons Kesbangpul Jabar terhadap aksi teror bom di Makassar. Sekaligus langkah antisipasi dan deteksi dini terhadap gerakan radikal dan terorisme," tutur Iip.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, diisi dengan diskusi, koordinasi dan penyampaian laporan kegiatan di daerah terkait pencegahan radikalisme dan terorisme.