Network
GALAMEDIA - Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor. Termasuk kebutuhan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Jumlah PMI Jabar yang dikirim ke Jepang menurun drastis.
Dari Dinas Tenaga Kerja Jabar, sebelum pandemi, tahun 2019, pekerja migran Indonesia dari Jabar sekitar 57.000 yang tersebar di berbagai negara, salah satunya Jepang. Namun, setelah pandemi jumlahnya turun drastis hingga 15.000 orang.
Namun, seiring new normal, kebutuhan PMI ke Jepang diprediksi akan meningkat, terlebih Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja Indonesia. Karena, tenaga kerja Indonesia dinilai ulet, dan disiplin.
Baca Juga: Kemensos Tidak Akan Perpanjang BST, Selain Tidak Ada Anggaran Ini Alasan Mensos Tri Rismaharini
Kondisi ini dijadikan peluang untuk kolaborasi oleh ArkaLearn dengan Disnaker dan lembaga pelatihan kerja (LPK), dan lemaba pengelola PMI.
ArkaLearn, sebuah startup edutech yang membantu calon pekerja migran Indonesia menjadi terampil melalui aplikasi e-Learning yang Interaktif.
"Di masa pandemi ini belajar tidak boleh tatap muka. Sementara keterampilan berbahasa menjadi persyaratan yang harus miliki setiap PMI," ungkap CEO ArkaLearn, Henny Wahyuni di sela-sela acara MoU antara PT Sudinar Artha dan Dolphin Co Ltd Japan di Hotel Aryaduta Bandung, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Rabu, 31 Maret 2021.
MoU dilakukan untuk memenuhi kebutuhan PMI yang memiliki keterampilan spesifik di Jepang. Seperti untuk posisi sebagai caregiver, pekerja pabrik manufaktur, pabrik pengolahan makanan dan konstruksi.
Menurut Henny, dalam tahap awal ArkaLearn menyediakan materi belajar mandiri Bahasa Jepang Level N5 yang meliputi video pembelajaran, video percakapan dengan simulasi bermain peran, flash card, dan quiz.
