Tanggapi Teror di Mabes Polri, Rocky Gerung: Kalo Saya Sih Tidak Kaget, Ini Skenario yang Dipaksakan

- 1 April 2021, 14:22 WIB
Rocky Gerung
Rocky Gerung /Tangkapan layar Youtube Najwa Shihab

GALAMEDIA - Pasca peristiwa bom bunuh diri sekitar gereja katedral di Makassar, masyarakat pun kembali di hebohkan dengan aksi teror di Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret 2021.

Terkait hal ini pakar filsuf sekaligus pengamat politik Rocky Gerung turut angkat bicara menanggapinya.

Dilansir Galamedia dari Youtube Rocky Gerung Official pada Kamis, 1 April 2021, berikut adalah tanggapan dan analisis peristiwa dari Rocky Gerung.

Baca Juga: Jadwal, Klasemen, dan Top Skor Serie A Italia Pekan 29: Juventus FC Waswas di Empat Besar

Berbeda dengan sebagian masyarakat yang merasa kaget mengetahui peristiwa tersebut, Rocky Gerung malah sudah mengetahui akan terjadinya peristiwa itu.

"Kalo saya sih tidak kaget. Karena dari sebulan lalu antisipasi itu justru sudah dibuat oleh istana," ujar Rocky.

"Mahfud ngomong, Moeldoko ngomong, polisi ngomong. Jadi rentetan itu sudah terbaca, bahwa nanti bakal ada peristiwa seperti yang tadi siang itu," tambahnya.

Kemudian Rocky juga menganalisa bahwa banyak dari masyarakat yang mempercayai, peristiwa tersebut merupakan rekayasa dari pemerintah semata.

Hal tersebut ditunjukan dengan adanya kejanggalan, dimana ada seseorang yang berhasil lolos dari lapisan keamanan Mabes Polri.

Baca Juga: Jokowi Hijrah ke Golkar? Arief Poyuono: Seru Nih Kalau Susi Pudjiastuti dan Ridwan Kamil Gabung

"Seolah enggak percaya bahwa ada seseorang muda disitu, berjalan sendirian, kemudian bisa lolos dari lapisan pengamanan (Mabes Polri)," ujarnya.

"Jadi itu yang bikin teka-teki, ini bener ga yang ini (peristiwa teror di Mabes Polri)," tambahnya.

Menurut Rocky kejanggalan tersebut menimbulkan pemikiran, bahwa peristiwa tersebut merupakan rekayasa dengan skenario yang dipaksakan.

"Orang-orang menganggap bahwa ini adalah semacam skenario yang dipaksakan," ujar Rocky.

Di samping itu, jika peristiwa tersebut benar-benar dilakukan oleh teroris tanpa campur tangan pemerintah, juga akan menimbulkan dampak yang fatal, baik itu dari masyarakat dalam negeri, ataupun pihak luar negeri.

Masyarakat dan juga dunia internasioanl akan menganggap fasilitas keamanan Mabes Polri sangat lemah.

Baca Juga: Ramadhan 2021 Sebentar Lagi, Simak 5 Keutamaan Bulan Suci Ramadhan

Kemudian beredar juga kabar, dalam aksi teror tersebut juga diduga terdapat obsesi pemerintah, yang mengaitkan FPI dengan terorisme di Indonesia.

Dugaan tersebut juga dibenarkan oleh Rocky Gerung.
"Iya benar, itu benar. Karena komentar kubu istana itu, selalu dalam upaya untuk memasukkan teori konspirasi di dalam soal teroris," ujar Rocky.

Di samping itu, Rocky juga menyayangkan beberapa media yang mengatakan, dalam persitiwa tersebut terjadi tembak-menembak antara pelaku dan polisi.

Padahal terlihat dalam rekaman video yang Rocky Gerung tonton, disitu tidak terjadi tembak menembak, yang ada hanya perempuan yang sedang mengacungkan senjata dan kemudian ditembak oleh polisi.

Baca Juga: Mengaku Sosialita, Pengacara Hingga Pilot, Sasar Ratusan Pria Kesepian Dokter Cinta Gadungan Diciduk Aparat

Rocky menilai kepekaan pers terhadap realita yang terjadi mulai hilang. Penyebabnya adalah selalu digaungkan narasi yang tidak sesuai oleh para buzzer pemerintah.

"Media akhirnya terkena perangkap Buzzer, karena sudah terhegemoni bahwa kalo ada seseorang berjalan, itu artinya dia teroris, dia bawa senjata, dia akan tembak, akhirnya dibalas tembak-menembak," ujar Rocky Gerung.

"Jadi kalimat tembak menembak itu sudah ada dikepala bahkan jurnalis pers, pers mainstream lagi. jadi kepekaan pers juga untuk kembali sense of reality juga hilang, karena narasi itu (tidak sesuai kenyataan) selalu digaungkan," Ujar Rocky Gerung menegaskan.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x