Mencekam, Angin Puting Beliung Menerjang Sumenep Jatim di Tengah Peringatan Dini dari BMKG

- 3 April 2021, 18:13 WIB
Mencekam, rekaman video angin puting beliung di Sumenep Jawa Timur, Sabtu, 3 April 2021.
Mencekam, rekaman video angin puting beliung di Sumenep Jawa Timur, Sabtu, 3 April 2021. /Tangkapan Layar Video Istagram/@warung_jurnalis/

GALAMEDIA - Angin puting beliung melanda Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur, Sabtu, 3 April 2021.

Peristiwa itu terjadi tak lama setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem.

Akibat terjangan angin puting beliung, sejumlah bangunan milik warga di dua desa di Kecamatan Kalianget mengalami kerusakan.

"Kejadiannya tadi siang sekitar pukul 13.15 WIB dan saat ini tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep sudah berada di lokasi bencana," ujar Kepala BPBD Pemkab Sumenep, Abd Rahman Riadi, Sabtu, 3 April 2021.

Baca Juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Pimpin PB ISSI Gantikan Raja Sapta Oktohari

Dua desa yang dilanda puting beliung itu masing-masing Desa Pinggir Papas dan Desa Karanganyar Kecamatan Kalianget, Sumenep.

Data sementara yang dilaporkan tim BPBD Pemkab Sumenep dari lokasi kejadian, sedikitnya empat bangunan rusak akibat angin puting beliung tersebut.

Musibah ini terjadi di 20 lokasi, yakni di Desa Karanganyar 12 lokasi dan di Desa Pinggir Papas 8 lokasi.

Rahman menjelaskan, Desa Pinggir Papas dan Desa Karanganyar memang tercatat desa yang rawan terjadi bencana angin puting beliung dan angin kencang.

Hampir setiap tahun selalu terjadi terjadi bencana angin puting beliung atau kencang di dua desa itu.

Baca Juga: Bupati Aa Umbara Tersandung Kasus Bansos Covid-19, Ridwan Kamil: Sudah Diingatkan, Akhirnya Terpeleset

"Kalau yang terjadi tadi pagi jenisnya angin puting beliung, bukan angin kencang, karena karakter angin memutar," jelasnya, dilansir Antara.

Ia juga membenarkan video rekaman angin puting beliung yang beredar di sejumlah platform media sosial WhatsApp dan Facebook.

Disebutkan bahwa rekaman itu video yang diunggah warga tersebut memang kejadian bencana angin puting beliung di Desa Pinggir Papas Kecamatan Kalianget, Sumenep.

Dalam rekanan itu, terlihat angin memutar-memutar dengan kencang dan terdengar rekaman suara warga yang berteriak histeris karena ketakutan, sambil melafalkan kalimat "la-ilahalillah".

Baca Juga: Benar-benar Sultan, Atta Aurel Bakal Langsung Berbulan Madu ke Dubai !

Angin puting beliung merupakan angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 kilometer per yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.

Ada yang menyebut angin puting beliung ini dengan sebutan Angin Leysus, dan ada juga yang menyebut Angin Bohorok.
Warga Madura, khususnya di Kabupaten Sumenep menyebut angin puting beliung itu dengan "Palak Taon".

Menurut Rahman, angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba.

Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.

Karakter lain yang juga bisa dipahami bahwa angin melanda dua desa di Kecamatan Kalianget, terjadi secara tiba-tiba pada area skala sangat lokal.

Pusaran angin mirip belalai gajah/selang vacum cleaner, sering terjadi pada siang hari dan lokasinya di daerah dataran rendah.

Baca Juga: Unisba Siap Lakukan Kuliah Tatap Muka, Tinggal Menunggu Juknis dari Pemerintah  

Desa Pinggir Papas dan Desa Karanganyar menurutnya, terletak di dataran rendah.

"Dan, biasanya setiap perubahan musim, dari penghujan ke kemarau atau sebaliknya, dari musim kemarau penghujan ke penghujan. Nah, sekarang ini kan mau pergantian musim, dari penghujan ke kemarau," katanya.

Oleh karenanya, Rahman meminta agar masyarakat lebih berhati-hati, meningkatkan kewaspadaan.

Sehingga jika terjadi lagi angin puting beliung bisa melakukan antisipasi guna menekan terjadinya kerugian dan lebih banyak dan menekan resiko bencana.

Gejala awal yang bisa dikenali apabila hendak terjadi bencana angin puting beliung di antaranya, udara terasa panas dan gerah (sumuk).

Baca Juga: Ashanty Tampak Cantik dan Elegan di Pernikahan Aurel - Atta, Ini Rahasianya

Kemudian di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis) dan di antara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepi sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol.

Berikutnya, awan secara tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat (awan Cumulonimbus).

"Selain itu, ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang," katanya.

"Dan durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam, karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini," katanya, menambahkan.

Sementara itu, berdasarkan catatan BPBD, Kecamatan Kalianget merupakan satu dari 14 kecamatan di wilayah itu yang memang rawan terjadi bencana alam berupa angin kencang dan angin puting beliung.

Kecamatan lainnya yang juga rawan bencana angin puting beliung Kecamatan Kota, Saronggi, Bluto, Guluk-Guluk, Pasongsongan, Dasuk, Rubaru, Pragaan, Ambunten, Masalembu, Arjasa, Sapeken, dan Kecamatan Kangayan.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x