Tjahjo Kumolo Sebut Banyak PNS Pintar Terpapar Radikalisme, Itu Terlalu Berlebihan, Fokus Lawan Koruptor Saja

- 19 April 2021, 07:54 WIB
Foto Ilsutrasi PNS
Foto Ilsutrasi PNS //Instagram @infocpns2021//

Menurutnya, hal tersebut hanya sekedar obrolan biasa di ruang lingkup tempat kerjanya. Jadi, hal tersebut sangat wajar karena mereka mempunyak hak untuk mengemukakan pendapat.

Baca Juga: Usai Putus dari Kaesang Pangarep, Felicia Tissue Akhirnya Kembali ke Media Sosial, Sudah Move On?

“Kalau PNS hanya sekedar beropini di media sosial ataupun sekedar obrolan biasa di ruang lingkup tempat kerjanya, ya saya kira wajar wajar saja karena mereka juga punya hak bicara kan (Demokrasi). Namun jangan langsung di cap mereka radikal. Kan tidak boleh juga seperti itu,” tuturnya.

Oleh karena itu, Hasbil meminta kepada pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi untuk mulai mengurangi narasi-narasi tuduhan radikalisme ke PNS.

“Oleh karena itu, saya berharap mulailah mengurangi narasi-narasi tuduhan radikalisme kepada PNS, alasan alasan yang kalian katakan selama ini menurut saya terlalu banyak asumsi liar semata karena data konkretnya rakyat tidak pernah dapatkan,” pungkas Hasbil Lubis.

Sebelumnya, Menpan RB Tjahjo Kumolo telah mengungkapkan bahwa kini banyak PNS pintar yang terpapar radikalisme. Pernyataan tersebut ia sampaikan pada saat kegiatan rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), Minggu 18 April 2021. Menurutnya, fenomena tersebut dapat dilihat pada PNS yang menduduki eselon 1.

Tjahjo Kumolo menyebut, apabila mereka tidak terpapar radikalisme, maka bukan hal yang mustahil bagi mereka untuk naik ke eselon 2 yang dimana mereka bisa menjabat sebagai Kepala Badan/Lembaga. Paparan radikalisme tersebut dapat terlihat dari hasil Tes Potensi Akademik (TPA).

Selain dari hasil TPA, Tjahjo juga menjadikan data yang diambil dari media sosial mereka dan PPATK sebagai acuan dalam menentukan PNS tersebut terpapar radikalisme atau tidak. ***

 

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah