GALAMEDIA - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau yang akrab disapa Gus Umar mengomentari dilantiknya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) oleh Presiden Joko Widodo.
Gus Umar mengatakan, yang lebih pantas menjabat sebagai Mendikbudristek adalah Bambang Brodjonegoro.
Sebelumnya diketahui bahwa Presiden Jokowi melantik empat pejabat untuk mengisi kursi kosong di kabinetnya.
Empat pejabat tersebut terdiri dari Menristekdikbud Nadiem Makariem, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, dan Dewan Pengawas (Dewas) KPK Indriyanto Seno Adjie.
Pelantikan keempat pejabat tersebut dilaksanakan di Istana Negara Jakarta pada hari Rabu, 28 April 2021 sore.
Setelah pelantikan tersebut, Presiden Jokowi menyetujui pembentukan dua kementerian baru.
Pembentukan oleh DPR RI ini dibentuk melalui Rapat Paripurna pada 9 April 2021 lalu dan menghasilkan dua kementerian, yaitu Kementerian Investasi dan Kemendikbudristek.
Adapun pembentukan dua kementerian itu didasari oleh hasil keputusan Badan Musyawarah (Bamus) yang membahas Surat Presiden Jokowi Nomor R-14/Pres/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian pada 8 April 2021.
Baca Juga: Dituding Tak Berkutik Saat Rezim Soeharto, Rizal Ramli Beri Jawaban Telak
Terkait hal tersebut, Gus Umar pun memberikan komentarnya atas dilantiknya Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek yang baru.
Gus Umar menilai bahwa Nadiem tidak pantas menjadi Mendikbudristek yang baru, yang pantas hanya Profesor Bambang Brodjonegoro.
"Yang pantas jadi Mendikbudristek itu Profesor Bambang Brodjonegoro bukan Nadiem," cuit Gus Unar dikutip Galamedia dari akun twitternya @UmarHasibuan_75 pada Kamis, 29 April 2021.
Gus Umar pun menyebut Nadiem hanya sibuk mengurusi SKB 4 Menteri terkait pakaian keagamaan di sekolah.
"Nadiem mah sibuknya urusan jilbab SKB4 menteri doank. Ya Gak sih sob?," tulis Gus Umar.
Cuitannya pun ramai dikomentari beberapa warganet yang mengatakan setuju bahwa Nadiem Makarim tidak pantas menjadi Mendikbudristek.***