Sebelumnya telah diberitakan, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menyebut, kehadiran IMF ke Indonesia akan berdampak buruk bagi Presiden Jokowi.
Baca Juga: Para Jomblo Wajib Tahu, 7 Aplikasi Dating Ini Bisa Mendatangkan Jodoh Lho!
Fadli menganggap bahwa IMF sebagai dalang di balik lengsernya Presiden Soeharto.
Menurut Fadli, hal tersebut dapat dibuktikan dengan momen kedatangan perwakilan IMF, Camdessus ke Cendana, Jakarta Pusat untuk bertemu dengan Presiden Soeharto, 15 Januari 1998.
Dalam pertemuan tersebut, menurut Fadli, Presiden Soeharto menandatangani Letter of Intent (LoI) terkait bantuan senilai 43 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Pernyataan Fadli ini diperkuat dan dipertegas dengan pernyataan dari Akbar Tanjung.
Akbar Tanjung menyebut, Soeharto juga antusias terhadap saran yang diberikan oleh Steve H. Henke yang merupakan Guru Besar John Hopkins University perihal utang dengan sistem CBS.
Baca Juga: Dukung Pemerintah, PBNU Sebut 3 Alasan KKB di Papua Patut Dilabeli Aksi Terorisme
Mendengar hal tersebut, IMF pun langsung mengancam kepada Presiden Soeharto untuk membekukan aliran dana bantuannya ke Indonesia, apabila masih tetap menggunakan sistem CBS.
Kemudian, Presiden Soeharto pun mengikuti saran IMF untuk membatalkan rencana penggunaan sistem CBS. Akhirnya, Presiden Soeharto pun lengser dari jabatannya pada 21 Mei 1998.