GALAMEDIA – Ekonom senior, Rizal Ramli turut menyoroti ihwal permintaan tolong Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada IMF untuk membimbing pemerintah Indonesia dalam menangani utang.
Rizal Ramli menganggap kehadiran IMF dapat berdampak buruk terhadap karir Jokowi sebagai Presiden Indonesia.
Dampak buruk yang dimaksudnya Rizal adalah kehadiran IMF akan melengserkan Jokowi dari singgasana kekuasaan.
“Kehadiran IMF bisa lengserkan Jokowi,” kata Rizal dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @RamliRizal, Rabu 5 Mei 2021.
Baca Juga: Kehamilan Langka Nonuplet, Ibu Muda Lahirkan Sembilan Bayi Sekaligus
Menurut Rizal, pernyataannya tersebut didasarkan pada momen lengsernya Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun.
Rizal menyebut, lengsernya Soeharto disebabkan oleh bujukan untuk mengundang IMF dari seorang penasehat ekonomi bernama Wijoyo.
“Dengan membujuk Soeharto undang IMF, Wijoyo ceburkan Soeharto ke krisis multi-dimensi,” ungkap Rizal.
Keputusan untuk mengundang IMF tersebut, menurut Rizal, diambil Soeharto di bawah sepengetahuan Menkeu dan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: Garuda Indonesia Lirik PBA Unpad Jalin Kerjasama Sektor UMKM
Berbeda dengan era Presiden Soeharto, di era Presiden Jokowi, menurut Rizal, ide untuk mengundang IMF itu muncul dari Sri Mulyani.
“Apakah sejarah akan berulang dengan SMI minta tolong ke IMF?,” tutur Rizal.
Menurut Rizal, Jokowi tidak akan lengser dari jabatannya jika dirinya memakai cara pemerintahan Malaysia di era kepemimpinan Mahathir dalam menghadapi IMF.
Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 5 Mei 2021: Gawat! Dewa Kritis Tersambar Kobaran Api, Nana Merana
Pada saat itu, menurut Rizal, Mahathir menolak mentah-mentah bantuan dari IMF.
Penolakan tersebut, menurut Rizal, berbuah manis bagi pemerintahan Malaysia yakni mereka berhasil bangkit dari krisis ekonomi dengan tenaga sendiri tanpa adanya bantuan dari pihak luar.
“Dengan menolak resep IMF, Mahathir membuat Malaysia nyaris tidak krisis,” pungkasnya.***