Megawati, Prabowo dan Airlangga Jadi Penentu Pilpres 2024, Ini 3 Skenario yang Mungkin Terjadi

- 17 Juni 2021, 19:04 WIB
Presiden Indonesia ke-5 Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri (tengah) berswafoto bersama Ketua DPR Puan Maharani (kanan) dan Menteri Pertahanan Prabowo Soebianto (kiri) seusai prosesi Pengukuhan Guru Besar, di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 11 Juni 2021.
Presiden Indonesia ke-5 Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri (tengah) berswafoto bersama Ketua DPR Puan Maharani (kanan) dan Menteri Pertahanan Prabowo Soebianto (kiri) seusai prosesi Pengukuhan Guru Besar, di Aula Merah Putih, Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 11 Juni 2021. /Antara/Yulius Satria Wijaya/

 

GALAMEDIA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputru, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berpotensi menjadi King-Queen Maker pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby menyebutkan ketiga sosok tersebut bisa menjadi king-queen maker karena partainya telah memiliki kursi DPR yang tergolong banyak dibanding partai lain.

"Kita lihat tiga ketum partai ini memang sudah mengantongi tiga perempat tiket. Karena salah satu syarat administrasi, untuk mengusung capres harus mengantongi suara parpol atau koalisi minimal 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen dari total suara nasional," kata Adjie dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 17 Juni 2021.

Disebutkan, dengan adanya syarat 20 persen kursi DPR, total kursi yang dibutuhkan untuk mengusung capres sebesar 115 kursi.

Baca Juga: RUPS PLN Angkat Tiga Direksi Baru

Jika memiliki 115 kursi, maka partai tersebut tidak perlu lagi berkoalisi.

Adjie mengatakan PDIP saat ini memiliki 19,33 persen kursi DPR atau 128 dari hasil Pemilu 2019.

PDIP sudah melampaui persyaratan satu tiket tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Sementara, Golkar hanya memiliki 85 kursi atau 12,31 persen dan Gerindra 78 kursi atau 12,57 persen. Artinya, Golkar dan Gerindra baru mencapai tiga perempat tiket dan butuh tambahan 30 kursi untuk bisa mencalonkan capres-cawapres.

Adjie memprediksi ada tiga skenario terkait Pilpres 2024 yang melibatkan king-queen maker itu.

Skenario pertama, PDIP, Gerindra, dan Golkar berkoalisi pada Pilpres 2024.

Skenario ini hanya mungkin terjadi jika Prabowo menjadi capres ketiga partai tersebut, Puan Maharani mengalah jadi cawapres dan Airlangga mengalah tidak menjadi capres ataupun cawapres.

Baca Juga: Apa Kaitan Sunnah Rasul Malam Jumat dengan Hubungan Intim Suami Istri? Berikut Penjelasannya

"Skenario ini sulit terjadi jika Puan dan Airlangga tidak bersedia," ujar Adjie.

Skenario kedua, PDIP berhadapan dengan koalisi Gerindra dan Golkar. Skenario ini mungkin terjadi jika PDIP tetap ingin mencalonkan kadernya sendiri menjadi capres, sementara Prabowo dan Airlangga berpasangan menjadi capres dan cawapres.

Namun, menurut dia, duet Prabowo-Airlangga sulit memenangkan Pemilu, lantaran representasi politik muslim tidak terwakili dalam duet ini.

Skenario ketiga, ketiga partai saling berhadapan dalam Pilpres 2024. Skenario ini mungkin terjadi jika PDIP ingin mengusung capres dari kader sendiri.

Baca Juga: Awas! Jangan Terlalu Lama Duduk, Bisa Cepat Mati! Simak Penjelasannya Berikut Ini

Kemudian Gerindra mematok harga mati untuk Prabowo sebagai capres, dan Golkar tetap mengusung capres sendiri. Bisa pula Airlangga menjadi cawapres mendampingi capres yang memiliki daya tarik pemilih muslim.

"Jika skenario ketiga terjadi, maka siapapun dari ketiga poros capres tersebut yang terpilih, ketiga partai tersebut dapat bersatu/berkoalisi kembali untuk membentuk pemerintahan yang kuat," jelas Adjie.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x