Pandemi Tak Kunjung Berakhir, Mbah Mijan Sebut Nusantara Butuh Ruwatan Massal Sebagai Penakluk Wabah Covid-19

- 15 Juli 2021, 20:50 WIB
Mbah Mijan sebut Indonesia butuh ruwatan massal.
Mbah Mijan sebut Indonesia butuh ruwatan massal. /Twitter/@mbah_mijan

GALAMEDIA - Kasus harian Covid-19 di Indonesia kembali mengalami lonjakan. Pada hari Rabu 14 Juli 2021 saja tercatat kurang lebih ada 54 ribu orang yang positif terpapar Covid-19.

Hal itu membuat kasus harian Covid-19 di Indonesia memecahkan rekor baru dan sementara ini menjadi yang tertinggi di dunia.

Kondisi ini membuat Indonesia semakin memprihatinkan apalagi saat ini sedang diberlakukannya kebijakan PPKM Darurat.

Alih-alih kondisi membaik, justru wabah Covid-19 di Indonesia semakin tidak terkendali dan seolah tak akan pernah berakhir.

Menanggapi wabah Covid-19 yang tak ada habisnya, Paranormal Mbah Mijan mengemukakan pendapatnya perihal guna mengatasi pandemi ini.

Baca Juga: Soal Sholat Idul Adha di Kota Bandung, MUI Minta Masyarakat Tak Risau! Simak Penjelasannya

Melalui akun Twitter pribadinya, Mbah Mijan menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sangat butuh ruwatan massal guna membuang sial yang disebutnya 'Sengkolo Sukerta'.

Namun menurut Mbah Mijan tradisi ruwatan massal tersebut sangat sulit dilakukan mengingat saat ini sudah dianggap tak relevan oleh zaman.

"Nusantara butuh Ruwatan Massal, guna membuang 'Sengkolo Sukerta', namun sayangnya, tradisi Ruwatan sudah dianggap tidak relevan oleh jaman," ujarnya, dikutip Galamedia, Kamis 15 Juni 2021.

Padahal menurut Mbah Mijan, orang-orang Indonesia di zaman dulu, selalu melakukan ruwatan massal untuk menaklukan sebuah wabah.

Ia mengatakan bahwa ruwatan massal di zaman dulu digunakan sebagai penguatan mental dan spiritual imunitas.

"Cara menaklukan Pagebluk/wabah/epidemi era dulu, dengan ruwatan sebagai penguatan mental dan spiritual (imunitas)," katanya.

Selain itu, menurut Mbah Mijan orang-orang zaman dulu memaknai ruwatan sebagai ritual khusus untuk melawan wabah.

Tak hanya itu, ruwatan juga dipercaya orang-orang zaman dulu guna menguatkan rasa bahwa manusia adalah makhluk pemberani.

Baca Juga: Jangan Ketinggalan! 16 Juli 2021 Matahari Tepat di Atas Ka'bah, Saatnya Umat Islam Luruskan Arah Kiblat

"Ruwatan dimaknai sebagai ritual khusus melawan "Pagebluk", saling menguatkan rasa bahwa manusia adalah makhluk pemberani," ungkapnya.

Kendati demikian, Mbah Mijan menekankan bahwa esensi dari inti ruwatan tersebut untuk menaikan imunitas tubuh menjadi tinggi.

Bahkan menurutnya seorang dalang wayang kulit pada zaman dulu adalah tokoh sentral dari pelaku ruwatan tersebut.

"Esensi inti Ruwatan adalah membangun imunitas tubuh, bahkan Dalang Wayang Kulit adalah tokoh sentral pelaku ruwatan," tuturnya.

Lebih lanjut, Mbah Mijan menyampaikan bahwa tempo dulu seorang Dalang selalu dianggap sebagai tokoh yang mampu memberikan wejangan yang bertujuan supaya imunitas warga semakin menguat.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Heboh Lagi di Media Sosial: Semangati Masyarakat yang Sedang 'Mode Panik'

"Tempo dulu, Dalang dianggap sebagai tokoh yang mampu memberikan "wejangan" sekaligus hiburan agar imunitas masyarakat menguat," lanjutnya.

Tak berhenti sampai disitu, Mbah Mijan juga menegaskan bahwa ruwatan bukan sekedar tradisi semata untuk mengusir wabah.

Akan tetapi menurutnya ruwatan merupakan ritual yang memiliki pesan kewaspadaan dan bukan menebar kewaspadan seperti era sekarang.

"Ruwatan bukan sekedar tradisi, tapi ritual yang memiliki pesan kewaspadaan, bukan menebar ketakutan," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x