GALAMEDIA - Politikus Partai Demokrat Andi Arief membandingkan sikap Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Andi Arief mengaku menaruh hormat kepada Gubernur Papua Lukas Enembe lantaran memilih untuk melakukan lockdown di tengah pandemi Covid-19 yang semakin meningkat.
Sebagaimana diketahui, Gubernur Papua Lukas Enembe meminta masyarakat Papua melakukan persiapan dan mengantisipasi surat edaran gubernur terkait rencana lockdown. Langkah tersebut diambil dengan tujuan menekan penyebaran Covid-19 di Papua.
Bahkan, Pemerintah Provinsi Papua merencanakan akan menutup akses keluar dan masuk, baik jalur penerbangan maupun perairan. Kemudian, penutupan atau lockdown tersebut akan dimulai pada Agustus mendatang.
Sementara, Indonesia sendiri hingga saat ini tidak pernah melakukan lockdown secara nasional tetapi menerapkan sistem PSBB hingga PPKM Level 3-4.
Terkait hal tersebut, Politikus Partai Demokrat Andi Arief pun mengkritisi Presiden Joko Widodo yang hingga saat ini tidak melakukan lockdown untuk menurunkan kasus Covid-19.
Tak sampai disitu, ia kembali memberikan contoh keputusan besar yaitu melakukan lockdown nasional yang seharusnya diambil oleh Presiden Jokowi.
"Saya, Jokowi Presiden RI. Memutuskan upaya besar dilakukan dg "lockdown Nasional" 4 minggu. Pembangunan infrastruktur dan tidak mendesak Ibu kota baru saya tunda. Adapun 100 jt rakyat terdampak diberikan BLT per minggu 500 ribu. Saya gak pelit sama rakyat.
CONTOH Keputusan besar." tulis Andi Arief melalui akun twitter pribadinya @andiarief__.
Kemudian, ia juga mengatakan bahwa ia menaruh hormat pada Gubernur Papua Lukas Enembe yang memilih lockdown disaat rezim Presiden Jokowi bingung.
"Dalam mengatasi Pandemi yang sebesar saat ini slogan NKRI harga mati ternyata gak cocok. Mungkin negara federal jauh lebih sigap," tulisnya.
Baca Juga: Kejaksaan Tetapkan Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Kadin Jabar
"Saya menaruh hormat cara Gubernur Papua Lukas Enembe yang memilih lockdown, saat rejim Jokowi bingung," sambungnya.
Politikus Partai Demokrat ini pun kemudian menegaskan bahwa hanya lockdown satu-satunya cara untuk bisa menghentikan mata rantai penularan Covid-19.
"Cuma lockdown yang bisa menghentikan mata rantai penularan," tutup Andi Arief.***