Sebut Orba Terlalu Korup, Politisi PDIP: Akibatnya Jokowi dan Pemerintah Demokratis yang Kerjakan PR Orba

- 23 Juli 2021, 20:31 WIB
 Presiden Jokowi berbincang dengan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Kamis (1 Juli 2021) pagi di Istana Negara, Jakarta./Foto: BPMI Setpres/Lukas
Presiden Jokowi berbincang dengan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Kamis (1 Juli 2021) pagi di Istana Negara, Jakarta./Foto: BPMI Setpres/Lukas /

GALAMEDIA – Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko menyebut, rezim otoriter korup dan tradisional hanya terjadi di sebagian besar negara di Afrika dan Amerika Tengah pada sekitar tahun 1970-an dan 1980-an.

“Rezim otoriter korup dan tradisional seperti di kebanyakan negara Afrika dan Amerika Tengah tahun 1970-an dan 1980-an terlunta-lunta dalam pembangunan infrastrukturnya,” kata Budiman Sudjatmiko, seperti dilihat Galamedia dari akun Twitternya, Jumat, 23 Juli 2021.

Sementara di sebagian besar negara di Asia Timur dan Amerika Selatan, sambung Budiman Sudjatmiko, rezim otoriternya lebih modernis.

Sedangkan rezim Orde Baru (Orba), menurut Budiman Sudjatmiko, berada di posisi tengah-tengah.

Baca Juga: Respons Seruan Aksi 'Jokowi End Game' Anak Buah Prabowo Subianto Angkat Bicara

“Agak beda dengan rezim-rezim otoriter di Asia Timur dan Amerika Selatan yang lebih modernis. Posisi Orba di tengah-tengah,” ungkapnya.

Mengapa rezim Orba berada di posisi tengah-tengah?

Budiman Sudjatmiko memaparkan bahwa di sebagian besar negara-negara berkembang, infrastruktur biasanya dibangun oleh rezim otoriter yang tidak korup.

“Tapi Orba terlalu korup untuk sehingga gagal meski berkuasa 32 tahun,” tuturnya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x