Angka Kematian Covid-19 Tinggi, Pemerintah Ungkap Penyebabnya: Kita Harus Lakukan Intervensi

- 25 Juli 2021, 09:30 WIB
Petugas di TPU Cikadut Kota Bandung menggunakan alat berat seiring dengan melonjaknya angka kematian pasien positif di Kota Bandung.
Petugas di TPU Cikadut Kota Bandung menggunakan alat berat seiring dengan melonjaknya angka kematian pasien positif di Kota Bandung. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

 

GALAMEDIA - Angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia hingga saat ini masih tinggi.

Berdasarkan data, Sabtu, 24 Juli 2021, angka kematian harian Covid-19 mencapai 1.415 orang. Dengan demikian, total kasus kematian Covid-19 menembus angka 82.013 orang.

Terkait hal itu, pemerintah mengungkapkan penyebabkan masih tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia.

"Dari hasil penelitian tim di lapangan, angka kematian meningkat karena beberapa faktor: kapasitas RS yang sudah penuh, pasien yang ketika datang saturasinya sudah buruk, serta meninggal karena tidak terpantau ketika melakukan isolasi mandiri di rumah," jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Langkah Intervensi untuk Penurunan Tingkat Kematian Akibat Covid-10 di Jawa-Bali pada Sabtu, 24 Juli 2021.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 25 Juli 2021: Tak Disangka! Katerine Punya Informasi Kunci Soal Pembunuhan Roy

Disebutkan, hasil tinjauan lapangan menemukan bahwa rata-rata pasien yang meninggal menderita komorbid atau belum menerima vaksin.

"Setelah memahami faktor-faktor ini, kita harus melakukan intervensi untuk mengurangi angka kematian secara cepat," lanjutnya.

Sehingga Luhut memberikan arahan kepada jajaran pimpinan provinsi se-Jawa dan Bali serta kementerian dan lembaga terkait untuk menindaklanjuti kasus kematian Covid-19 yang meningkat secara signifikan dalam satu minggu terakhir.

Langkah-langkah intervensi tersebut adalah dengan meningkatkan kapasitas ICU dari RS dengan oksigen sentral pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kematian tinggi, menyediakan isolasi terpusat dan terpantau bagi pasien resiko tinggi yang melakukan isolasi mandiri.

Selain itu, Dinas Kesehatan diminta untuk berkoordinasi dengan TNI untuk memperoleh akses paket obat gratis dari Presiden.

Satuan Tugas (Satgas) PPKM di level desa harus kembali diaktifkan dan melakukan pemantauan ketat terhadap setiap warga yang terindikasi mengalami gejala Covid-19.

Baca Juga: Ingatkan Ibu-ibu, Megawati Soekarnoputri: Jangan Terlalu Banyak Nonton Sinetron!

Kemudian, pemerintah secara berkala akan menerapkan pemantauan angka kematian dengan kerangka yang mencakup jumlah kasus kematian yang sudah divaksin, kasus komorbid, klasifikasi usia, ketersediaan akses terhadap obat-obatan, perawatan oksigen, pentahapan penyakit dan paparan terhadap badai sitokin serta lokasi kematian.

Kerangka ini diterapkan agar seterusnya pemerintah dapat mengambil langkah mitigasi secara strategis, komprehensif dan tepat sasaran.

"Kunci dalam menangani pandemi ini adalah disiplin dan kerja bahu-membahu. Dengan bersama-sama dan konsisten melakukan dan meningkatkan testing dan tracing, diharapkan mata rantai ini akan terputus," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah