GALAMEDIA – Lonjakan kasus Covid-19 masih terjadi di Tanah Air hingga kini. Perkembangan data Covid-19 juga terus dilaporkan pemerintah setiap harinya.
Sayangnya, LaporCovid-19 menemukan ada 19.192 kasus kematian akibat wabah tersebut yang sudah dilaporkan oleh pemerintah kabupaten/kota namun tak tercatat di data pemerintah pusat.
Data dari pemerintah daerah (Pemda) yang dikumpulkan tim LaporCovid-19 menunjukkan hingga 7 Agustus 2021 terdapat 124.790 jiwa yang meninggal akibat Covid-19.
Sementara, jumlah kematian akibat Covid-19 yang disebutkan pemerintah pusat per 7 Agustus 2021 ada sebanyak 105.598.
“Artinya, antara data pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah pusat, terdapat selisih 19.192 kematian,” kata Analis Data LaporCovid-19, Said Fariz Hibban dalam keterangan tertulis, Rabu, 11 Agustus 2021.
Baca Juga: Turun Langsung ke Lapangan, Tiga Jenderal Kendarai Motor Trail Buru Teroris di Poso
Dia mengurai, ada 10 provinsi dengan selisih angka kematian terbesar. Di antaranya adalah Jawa Tengah -9.662, Jawa Barat -6.215, DIY/Yogyakarta -889, Papua -663, Kalimantan Barat/Kalbar -643, Sumatera Utara -616, Kalimantan Tengah/Kalteng -301, Jawa Timur -294, Banten -140, Nusa Tenggara Barat/NTB -112.
Terlebih, lanjut Said, data kematian yang selama ini dipublikasikan pemerintah belum mencakup kematian warga dengan status probable. Padahal, WHO merekomendasikan untuk menyertakan kasus probable sebagai kasus kematian akibat Covid-19.
Dilansir melalui situs sehatnegeriku.kemkes.go.id kasus probable adalah orang yang diyakini sebagai suspek dengan ISPA Berat atau gagal nafas akibat aveoli paru-paru penuh cairan (ARDS) atau meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.