5 Negara Ini Mendadak Stop Penggunaan Vaksin AstraZaneca, Tak Disangka Ini jadi Penyebabnya!

- 18 Agustus 2021, 14:23 WIB
Ilustrasi vaksin.
Ilustrasi vaksin. /Pixabay/Johaehn

GALAMEDIA - Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin Covid-19 buatan Universitas Oxford, Inggris yang berbahan dasar Adenovirus milik simpanse.

Penggunaan vaksin AstraZeneca dalam menanggulangi dan mencegah penyebaran Covid-19 disebut paling efektif.

Oleh sebab itu banyak negara yang menggunakan vaksin AstraZeneca dalam memerangi wabah Covid-19.

Baca Juga: Taliban Ucapkan Selamat HUT RI Hingga Klaim Perjuangannya Mirip Indonesia, Ferdinand: Jangan Samakan Kami!

Namun penggunaan vaksin AstraZeneca tak selamanya berjalan baik, lantaran beberapa kasus terkait vaksin ini di beberapa negara Barat.

Sejumlah negara mengklaim AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah.

Dengan ditemukannya kasus tersebut, beberapa negara memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Dilansir Galamedia dari berbagai sumber, berikut daftar negara yang telah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca:

Baca Juga: Fee 6 Persen Bukan Permintaan Aa Umbara, Pengacara: Itu Keinginan Totoh Agar Dapat Keuntungan Banyak

1. Jerman

Berdasarkan arahan dari komisi vaksin Jerman STIKO, pemerintah Jerman menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca khususnya bagi usia 60 tahun ke atas.

Hal ini dilakukan oleh pemerintah Jerman lantaran banyak ditemukan kasus penggumpalan darah akibat vaksin AstraZeneca.

"Kami menghentikan vaksinasi menggunakan AstraZeneca bagi warga di bawah 60 tahun," kata Menteri Kesehatan Dilek Kalayci.

Baca Juga: Sebut Tes Covid-19 70 persen Dikuasai Swasta, Said Didu: Berapa Triliun Uang Rakyat Disedot Mereka?

2. Spanyol

Spanyol menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca dan hanya memberikannya bagi mereka yang telah mendapatkan rekomendasi dari dokter.

Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko penggumpalan darah setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca.

Kebijakan ini diambil setelah pemerintahan Spanyol menemukan kasus penggumpalan darah yang terjadi setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca.

Adapun kasus penggumpalan darah yang terjadi di Spanyol, disebut terjadi di bagian kepala dan dikenal sebagai trombosis vena sinus.

Baca Juga: Pengacara Sebut Kasus Aa Umbara Murni Jual Beli, Rizky: Tidak Ada Kerugian Negara!

3. Prancis

Prancis menghentikan kebijakan pemberian vaksin AstraZeneca pada warga yang berusia di bawah 55 tahun.

Hal ini diterapkan pemerintah lantaran ditemukannya kasus pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca.

"Kebijakan didasarkan fakta. Laporan pembekuan darah menyebabkan ditangguhkannya penggunaan vaksin sementara di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya bagi mereka yang berusia di bawah 55 tahun," ujar otoritas kesehatan Prancis.

Baca Juga: Aa Umbara Didakwa Mengatur Tender Pengadaan Bansos Covid-19, Minta Fee 6 Persen dari Total Keuntungan

4. Kanada

Kanada melalui Canada's National Advisory Committee on Immunization (NACI) menyebut manfaat dari vaksin AstraZeneca pada usia 55 tahun ke bawah masih belum diketahui pasti.

Oleh sebab itu pemerintah Kanada lebih memilih menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

"Dari apa yang diketahui saat ini, ada ketidakpastian substansial tentang manfaat pemberian vaksin AstraZeneca Covid-19 bagi orang dewasa di bawah usia 55 tahun," terang NACI dalam rilis tertulis, yang dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Aa Umbara Didakwa Mengatur Tender Pengadaan Bansos Covid-19, Minta Fee 6 Persen dari Total Keuntungan

5. Belanda

Belanda mengambil keputusan akan menangguhkan pemberian vaksin AstraZeneca pada warganya yang bukan kategori lansia.

Hal ini lantaran ditemukan kasus penggumpalan darah akibat vaksin AstraZeneca.

Oleh sebab itu, pemerintah Belanda melalui lembaga peneliti setempat melakukan analisis efek samping vaksin AstraZeneca.

Terlebih pemerintah Belanda telah memberikan vaksin AstraZeneca terhadap lebih dari 400 ribu warga negaranya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x