Bunga Utang RI Capai Rp 405,87 Triliun, Said Didu Blak-blakan Ungkap Tiga Alasan Bisa Melambung Tinggi

- 27 Agustus 2021, 17:49 WIB
Ilustrasi bunga utang luar negeri Indonesia.
Ilustrasi bunga utang luar negeri Indonesia. /Pixabay/artbaggage/

GALAMEDIA - Mantan sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu (MSD) blak-blakan sebutkan alasan bunga utang Indonesia mencapai triliunan rupiah.

Diberitakan Galamedia sebelumnya, pemerintah harus memenuhi pembayaran bunga utang sebesar Rp 405,87 triliun pada tahun 2022.

Dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022, angka tersebut naik 10,8 persen dari outlook APBN 2021 yang sebesar Rp 366,2 triliun.

Buku Nota Keuangan RAPBN 2022 mencatat, program pengelolaan utang negara pada RAPBN 2022 terdiri atas pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp 393,7 triliun dan Rp 12,2 triliun untuk pembayaran bunga utang luar negeri.

Baca Juga: Kapan Kuliah Tatap Muka Dilaksanakan? Begini Kata Kemendikbud Ristek

“Pertumbuhan pembayaran bunga utang pada 2022 tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2021 yang sebesar 16,6% (terhadap tahun 2020),” demikian tertulis dalam dokumen Buku Nota Keuangan RAPBN 2022, dikutip Selasa, 24 Agustus 2021.

Pemerintah mengklaim hal tersebut dipengaruhi oleh kebijakan penyesuaian pembiayaan utang tahun 2021.

Di antaranya pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL) dan optimalisasi penarikan pinjaman tunai.

Kebijakan tersebut diharapkan dapat menekan besaran pembayaran bunga utang pada tahun-tahun mendatang.

Perhitungan besaran pembayaran bunga utang tahun 2022 secara garis besar meliputi tiga hal dalam pembayaran bunga utang.

Baca Juga: Kota Cimahi Terus Matangkan Persiapan PTM di Sekolah

Pertama, outstanding utang yang berasal dari akumulasi utang tahun-tahun sebelumnya, termasuk tambahan utang untuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Kedua, rencana penambahan utang pada 2022. Ketiga, rencana program pengelolaan portofolio utang (liabilities management).

Menanggapi hal itu, MSD lalu menjelaskan mengapa bunga utang yang dibayarkan pemerintah sangat tinggi.

Hal itu disampaikan MSD melalui cuitan di akun Twitternya @msaid_didu, Kamis, 26 Agustus 2021.

Baca Juga: Jokowi Mendadak Undang Parpol Pendukung Koalisi ke Istana, Demokrat: Semoga Tidak Otak Atik Konstitusi

"Bayar bunga utang sangat besar (2021 sktr Rp 370 trilyun, 2022 sktr Rp 405 triyun) karena pertama utang sdh sangat besar (sktr Rp 7.000 t," cuitnya dikutip Galamedia, Kamis, 26 Agustus 2021.

Selain itu, ia juga menyampaikan alasannya lainnya karena bunga utang sangat tinggi dikisaran 6-7 persen.

Tak hanya itu, ia juga menyebutkan bahwa sebagian besar utang merupakan surat utang negara yang bunganya harus dibayarkan setiap bulan.

"Dua, bunga utang sangat tinggi (6-7%), tiga, utang sebagian besar berupa Surat Utang Negara yg bunganya hrs dibayar tiap bulan," tegasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x