Ia menyatakan, Vaksin Nusantara ini bisa diproduksi untuk massal.
"Ya kalau sel dendritiknya memang autologous, tapi teknologinya bisa massal. Nah, teknologinya ini bisa dimassalkan. Dokter Tarawan pun sudah siapkan infrastrukturnya," ujar dia.
"Jadi, dendritik emang tak bisa diproduksi massal, tapi teknologinya itu bisa. Jadi caranya itu yang disebarkan secara massal," jelasnya lagi.
Namun demikian, ia melanjutkan, kini Terawan sedang fokus melakukan uji klinis Fase III. "Kalau selesai, nanti dibuat satu kesimpulan. Kita siap untuk masyarakat luas," ujarnya.
Siti Fadilah mengungkapkan Uji Klinis Fase III ini sebelumnya ditargetkan untuk sebanyak 1.500 orang relawan. Namun kini lebih dari 10 ribu orang ingin terlibat pada uji klinis Fase III.
Ia pun mengungkapkan mengenai metode Vaksin Nusantara ini. "Ini sebenarnya bukan vaksin, tapi imunoterapi. Jadi, tidak memasukan virus pada tubuh manusia, melainkan dendritiknya," katanya.
Untuk mendapatkan Vaksin Nusantara, lanjutnya, seseorang bakal diambil darahnya terlebih dahulu. Kemudian darahnya tersebut mendapatkan treatment agar kuat.
Baca Juga: Habib Rizieq Tempuh Kasasi, Wakil Ketua MPR Wanti-wanti Mahkamah Agung
Selanjutnya darah tersebut di-challenge dengan Covid-19 (berbagai varian). Usai menang melawan virus tersebut, darah tersebut dibersihkan dari challenger yang sudah kalah.