RI Diminta Tak Buru-Buru Jalin Hubungan dengan Taliban, Jimly Asshiddiqie: Memang Tidak Perlu!

- 4 September 2021, 17:40 WIB
Jimly Asshiddiqie.
Jimly Asshiddiqie. /Twitter/@JimlyAs

GALAMEDIA - Cendekiawan muslim, Buya Syafii Maarif meminta agar pemerintah Republik Indonesia (RI) tak terburu-buru menjalin hubungan dengan Taliban, penguasa baru Afghanistan.

Ia menyarankan agar Indonesia tak mudah termakan oleh jani-janji pemerintahan Taliban soal tidak akan lagi berkonflik.

"Bagi saya begini, kita wait and see dulu. Kan kayanya mau berubah, tapi kan belum tampak buktinya. Kita tunggu bukti dahulu," kata Buya Syafii Sabtu, 4 September 2021.

Baca Juga: PAN Gabung Koalisi Jokowi, PKS: Pemerintah Belum Tunjukan Kemajuan, Makin Mantap Beroposisi!

Buya Syafii bahkan menegaskan bahwa memori kekejaman militan itu pada 1996-2001 masih belum dapat dilupakan.

"Tahun 1996-2001, itu parah sekali, parah sekali," tuturnya.

Dia menyadari bahwa merubah ideologi sama sekali tak semudah membalikkan telapak tangan.

Senada dengan Buya Syafii, cendekiawan yang juga eks Ketua MK, Jimly Ashiddiqie juga menyebutkan hal yang sama.

Indonesia memang jangan terlalu terburu-buru untuk menjalin hubungan. Bahkan kata Jimly, hal itu tidak perlu.

Baca Juga: Bupati Probolinggo Diciduk KPK: Kementerian Keuangan Kompak Ungkap Kebusukannya, Said Didu: Data Bagus

"Memang tidak perlu," tulisnya melalui Twitter dilihat Galamedia Sabtu, 4 September 2021.

Sebab kata Jimly, hubungan diplomatik mesti dilakukan antarpemerintah. Sedangkan di sisi lain, Afghanistan masih memiliki Wakil Presiden Resmi sebagai Kepala Negara.

"Hublu (hubungan luar negeri, red) mesti antarpemerintah. Afghanistan masih ada Wapres yang bertindak sebagai Kepala Negara," imbuhnya.

Ia menyebut bahwa RI harus melakukan hubungan dengan pemerintah resmi bukan dengan Taliban.

"RI mesti hubungan dengan pemerintah resmi, bukan dengan Taliban." tegasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah