GALAMEDIA – Pasukan khusus militer Guinea dikabarkan melakukan kudeta terhadap pemerintah pada Minggu, 5 September waktu setempat.
Kemenangan Presiden Alpha Conde di periode ketiga pada bulan Oktober lalu setelah mengubah konstitusi yang memungkinkan dirinya menjabat lagi, memicu protes dari pihak oposisi.
Mamady Doumbouya, pemimpin pasukan elite mengklaim bahwa militer telah membubarkan pemerintahan dan menggulingkan Presiden Alpha Conde.
Didampingi pasukannya yang bersenjata lengkap, Doumbouya muncul di siaran televisI dan menyatakan akan membentuk pemerintahan transisi.
“Kami telah membubarkan pemerintah dan institusi. Kami akan menulis ulang institusi bersama-sama.” Ucap Kolonel Mamady Doumbouya.
Baca Juga: Sering Migrain? Jangan Buru-buru Minum Obat, Lakukan 5 Cara Alami Ini Agar Rasa Sakitnya Berkurang
Baku tembak terjadi di sekitar Istana Presiden Conarky. Beredar video di media sosial memperlihatkan Presiden Conde berada di sebuah ruangan dengan dikelilingi pasukan khusus militer Guinea.
Dikutip dari Reuters, terkait kudeta yang dilakukan di Guinea tersebut Departemen Luar Negeri AS menyatakan Amerika Serikat mengutuk peristiwa yang terjadi di Conarky.
Menurut AS, aksi kekerasan dan langkah-langkah ekstra konstitusional hanya akan melemahkan harapan Guinea untuk meraih perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran.
Baca Juga: 10 Menu Pendamping Nasi Rames Terfavorit dan Bikin Nagih