Masuk Singapura Mulai 19 Oktober 2021 Bakal Bebas dari Karantina, Tapi...

- 11 Oktober 2021, 18:30 WIB
Patung Marlion, Singapura. Masuk Singapura mulai tanggal 19 Oktober 2021 bakal bebas dari karantina, tetapi tetap ada syarat yang harus dipenuhi.
Patung Marlion, Singapura. Masuk Singapura mulai tanggal 19 Oktober 2021 bakal bebas dari karantina, tetapi tetap ada syarat yang harus dipenuhi. /

GALAMEDIA - Singapura mulai 19 Oktober 2021 mulai membuka diri bagi warga dari berbagai negara.

Bahkan, mereka yang masuk Singapura mulai 19 Oktober 2021 itu bakal bebas dari karantina selama beberapa hari. Tapi, tetap ada catatannya.

Singapura memang mulai membuka diri bagi semakin banyak negara terkait perjalanan bebas karantina.

Semua itu terjadi pada saat negara kota itu berupaya membangun kembali statusnya sebagai pusat penerbangan internasional.

Baca Juga: Bela Rakyat Jenderal Terancam 5 Tahun Penjara, Rocky Gerung Sebut Brigjen TNI Junior Tumilaar Jenius

Langkah itu juga diambil ketika Singapura sedang bersiap-siap menerapkan kehidupan baru untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

Mulai 19 Oktober 2021, orang-orang yang sudah divaksin penuh dari delapan negara, termasuk Inggris, Prancis, Spanyol, dan Amerika Serikat, boleh memasuki negara pulau itu tanpa menjalani karantina.

Tapi ada syaratnya! Tidak perlu karantina berlaku jika mereka lolos tes Covid-19. Demikian disampaikan oleh pemerintah Singapura, Sabtu lalu, seperti dikutip dari Antara, Senin, 11 Oktober 2021.

Pengumuman itu menandai langkah besar yang diambil Singapura dalam menjalankan strategi untuk melanjutkan posisi sebagai pusat hubungan internasional.

Baca Juga: Terungkap! Jokowi Sempat Diteriaki Seorang Bocah di Papua, Tapi Membalasnya dengan Melempar Senyuman

Singapura merupakan salah satu pusat kegiatan penerbangan dan keuangan dunia. Ribuan perusahaan global menempatkan kantor pusat di negara Asia Tenggara itu.

Program perjalanan yang dijalankan Singapura, terkait orang yang sudah divaksin penuh, sudah dimulai diterapkan pada September terhadap Jerman dan Brunei. Korea Selatan akan mendapat perlakuan serupa pada November.

Singapura, negara berpenduduk 5,45 juta jiwa, telah melaporkan infeksi tertinggi Covid-19 sebanyak lebih dari 3.000 kasus dalam beberapa hari belakangan ini.

Hampir semua orang yang terinfeksi Covid-19 tersebut tidak menunjukkan gejala atau mengalami gejala ringan.

Sekitar 83 persen dari penduduk negara itu sudah divaksin penuh. Persentase tersebut merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Baca Juga: Tol Cibitung-Cilincing Terjual Rp 2 Triliun, Ruas Tol Lain Bakal Menyusul Dijual, Salah Satunya Trans Jawa

Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan Singapura akan mulai menjalani kehidupan baru dan bisa melonggarkan pembatasan jika perkembangan kasus Covid-19 stabil, bahkan jika jumlahnya berkisar pada ratusan.

"Kita akan butuh waktu setidaknya tiga bulan, dan mungkin enam bulan, untuk mencapai ke sana," kata Lee ketika menyampaikan pidato kepada rakyat Singapura.

"Kita mungkin harus kembali menginjak rem kalau kasus naik lagi terlalu cepat, supaya bisa melindungi sistem dan pekerja layanan kesehatan," tambah dia.

Pemerintah telah mengumumkan langkah-langkah untuk membantu warga menyesuaikan diri dengan strategi hidup berdampingan dengan virus corona.

Baca Juga: Kang Jimat Minta Lansia Dijemput dan Dibawa ke Lokasi Vaksinasi Covid-19

Salah satu langkah yang dijalankan adalah mengizinkan sebagian besar pasien Covid-19 untuk memulihkan diri di rumah.

Pemerintah juga mempermudah pengujian serta karantina bagi orang-orang yang terinfeksi Covid-19.

Kalangan pakar sebelumnya mengatakan bahwa pengujian secara luas kemungkinan tidak diperlukan karena sebagian besar penduduk sudah divaksin.

Sementara itu, pemerintah memperketat aturan bagi orang-orang yang belum divaksin dengan melarang mereka memasuki mal maupun pusat-pusat jajanan yang bertebaran di negara itu.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah