GALAMEDIA - Dalam upaya mendukung pembangunan nasional di masa depan, menata dan mengelola Diaspora Indonesia pada 2030 menjadi hal yang penting dilakukan.
Menuju hal itu, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) pun menjadi salah satu lembaga yang terlibat dalam peluncuran Platform Multi Stakeholder Collective Leadership Specialist Indonesia (CLSI).
Platform multi stakeholder ini merupakan langkah konkret dari bertemunya para giat isu diaspora Indonesia dari berbagai kalangan.
Mulai dari perwakilan Kantor Staf Presiden Republik Indonesia (KSP), UNPAR, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Indonesian Diaspora Network Global (IDN-G), Diaspora Connect, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Prakarsa, hingga GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit) Indonesia.
Wakil Ketua Pelaksana Dialog Multipihak sekaligus dosen Hubungan Internasional (HI) Unpar, Anggia Valerisha menuturkan, CLSI tersebut nantinya bakal memfasilitasi keterlibatan diaspora dalam visi Indonesia 2030.
"Sejak awal digagasnya kegiatan ini, Unpar berinisiatif untuk berperan sebagai host kegiatan dengan didukung oleh Program Migration and Diaspora (PMD), lembaga pembangunan Pemerintah Jerman untuk Kerja Sama Pembangunan Internasional atau GIZ Indonesia," terang Anggia, dalam keteranganya, Selasa, 12 Oktober 2021.
Anggia mengungkapkan, platform ini lahir dari hasil pelatihan yang dimulai sejak Februari 2021.
Pelatihan tersebut terdiri dari tiga modul yang disesuaikan dengan kekuatan dan kebutuhan sistem pemangku kepentingan Indonesia yang relevan.