Puluhan Dusun di Kasepuhan Ciptagelar dapat Akses Internet

- 13 Oktober 2021, 13:15 WIB
Puluhan dusun di Kasepuhan Ciptagelar saat ini sudah dapat mengakses internet./dok.istimewa
Puluhan dusun di Kasepuhan Ciptagelar saat ini sudah dapat mengakses internet./dok.istimewa /

GALAMEDIA - Puluhan dusun di kampung adat Kasepuhan Ciptagelar sudah dapat menikmati akses internet. Saat ini, total ada 29 dusun yang diakses oleh 800 sampai 1000 pengguna per hari.

Kehadiran internet di kampung adat itu merupakan program dari Rural Information and Communication Technologies (ICT) Camp 2021 yang digagas DFID Inggris.

Rural ICT Camp 2021 ini bagian dari Digital Access Program (DAP) yang didukung oleh The Department for International Development (DFID) Inggris. DFID saat ini dikenal sebagai Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO). 

Kegiatan ini juga bersinergi dengan program Supporting Community-led Approaches to Addressing the Digital Divide Indonesia yang dikembangkan bersama Association for Progressive Communications (APC) dan Common Room Networks Foundation. 

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 13 Oktober 2021: Merasa Curiga, Al Ikuti Mobil Mama Rosa

Direktur Common Room Networks Foundation, Gustaff H Iskandar mengatakan, program ini fokus kepada edukasi teknologi terutama internet bagi warga Kasepuhan Ciptagelar.

Tak hanya sekedar menghadirkan internet, kata dia, program ini berupaya melatih, mengedukasi, menggelar seminar, dan lain-lain untuk mendukung ide, inisiatif, dan praktik pemanfaatan teknologi internet. Sehingga, kata dia, internet menjadi komoditas berdampak positif bagi masyarakat.

Puluhan dusun di Kasepuhan Ciptagelar saat ini sudah dapat mengakses internet./dok.istimewa
Puluhan dusun di Kasepuhan Ciptagelar saat ini sudah dapat mengakses internet./dok.istimewa

"Intinya, kami berusaha agar mereka tetap mendapatkan akses internet setelah sebelumnya mereka sangat sulit mendapatkan akses jaringan karena telah berakhirnya program pemerintah," ujar Gustaf, dalam keterangannya, Rabu, 13 Oktober 2021.

Baca Juga: Eksklusif 45+ Kode Redeem FF Free Fire 13 Oktober 2021: Ribuan Diamond, Weapon, Klaim di Sini

Perwakilan dari Kasepuhan Ciptagelar, Yoyo Yogasmana mengatakan, pandangan umum masyarakat tentang Kasepuhan Ciptagelar itu terlebakang, ketinggalan jaman dan anti terhadap perkembangan teknologi.

Tapi, kata dia, di Kasepuhan Ciptagelar justru ada satu falsafah kasepuhan yang justru warganya harus mampu mengimbangi perkembangan zaman, tapi jangan sampai menghilangkan adat atau tradisi leluhur.

"Itu dasar kami kenapa kami membuka diri mendapatkan program ini. Kami harus mampu menggaungkan keseimbangan antara perkembangan modern dan masyarakat adat," ujar Yoyo.

Baca Juga: Kalahkan Negara Tetangga, Jokowi Bangga dengan Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik Jawa Timur

Jauh sebelum ada internet kata dia, warga di Kasepuhan Ciptagelar sudah dapat memenuhi kebutuhan energi listiknya sendiri menggunakan pembangkit air.

"Perangkat modern tak bisa dilepaskan dari kehidupan kami, tapi ada batasannya. Misalnya ada ruang tertentu yang tidak boleh ada teknologi modern. Misalnya saat ritual yang mesti mengeluarkan pusaka kami," katanya.

Ia pun tidak merasa khawatir dengan kehadiran teknologi. Sebab, kata dia,  masyatakatnya sangat menjunjung tinggi hukum adat.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x