Wakil Wali Kota Bandung Prihatin Soal Siswa dan Guru Terpapar Covid-19, PTMT di Kota Bandung Ditutup?

- 20 Oktober 2021, 14:44 WIB
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. /Hj. Ati Suprihatin/


GALAMEDIA - Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku prihatin dengan adanya 14 siswa dan guru yang terpapar positif Covid-19 dari hasil tes swab acak di sekolah-sekolah yang menggelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).

"Saya prihatin masih ada yang terpapar Covid-19 pada saat PTMT sudah dilaksanakan di Kota Bandung. Tapi kan 14 orang itu dari beberapa sekolah yang di PCR. Berdasarkan regulasi kalau dalam satu lokus di bawah 5 persen berarti ditracing dia (yang terpapar) kemana saja sama siapa saja, baru ditreatment," ungkap Yana di Jalan Asia Afrika, Rabu, 20 Oktober 2021.

Baca Juga: Tak Terima Mustafa Kemal Ataturk Diabadikan Jadi Nama Jalan di DKI, Musni Umar: Tak Pantas, Dia anti Islam!

Dikatakannya, bila terdapat 1-5 persen yang terpapar maka sekolah tersebut akan ditracing. Sementara diatas 5 persen, maka sekolah tersebut ditutup sementara. "Jadi enggak serta merta seluruh PTMT-nya yang ditutup," ungkap Yana.

Menurutnya, tidak menutup kemungkinan persentase tes swab secara acak ini bertambah. "Kita lihat ya dari hasil tracing nanti, apakah ada penambahan jumlah kasus positif dari kegiatan PTMT. Kalau memang ada, tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan persentase tes dan memperluas lokus," ujar Yana.

Disinggung kemungkinan penyebab siswa terpapar Covid-19, Yana mengaku tidak bisa diprediksi. Karena mereka bisa saja terpapat saat perjalanan pulang atau pergi ke sekolah. Pasalnya, sekolah sudah dilakukan validasi dan verifikasi, sehingga kemungkinannya kecil untuk terjadi penularan di lingkungan sekolah.

Baca Juga: Polres Ciamis Gencar Monitoring dan Kampanyekan Prokes di Tempat Keramaian

"Ada proses dari rumah ke sekolah, dan sebaliknya. Mungkin dari lingkungan sekolah enggak langsung pulang, ada rentang waktu rumah ke sekolah. Kan enggak tahu dia berinteraksi dengan siapa, apakah naik angkot atau apa," terangnya.

"Mungkin waktu makan, mungkin di perjalanan, mungkin di angkutan umum," tambahnya.

Meski ditemukan ada kasus di lingkungan sekolah Yana menilai, tidak perlu dilakukan pembatasan atau pengetatan tambahan. "Tinggal masing-masing individu menerapkan protokol kesehatan yang ketat," tuturnya.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x