PT BAS Dituding Buang Limbah ke Citarum, Hasil Investigasi Tak Terbukti

- 25 Oktober 2021, 17:49 WIB
Cairan hitam di aliran anak Sungai Citarum di dekat Rusunawa Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, yang diduga limbah dari PT BAS.
Cairan hitam di aliran anak Sungai Citarum di dekat Rusunawa Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, yang diduga limbah dari PT BAS. /

GALAMEDIA - Beredar video di media sosial, bahwa PT Budi Agung Sentosa (BAS) yang berlokasi di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, dituding membuang limbah ke anak Sungai Citarum.

Namun, setelah Tim Gabungan yang terdiri atas Satgas 21 Citarum Harum, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, dan Tipiter Krimsus Polda Jabar melakukan investigasi, terbukti bahwa video tersebut tidak benar.

Aliran hitam berasal dari gorong-gorong dekat rusunawa, bukan dari outlet PT BAS. Hasil investigasi menyatakan, bahwa PT BAS tidak terbukti mengeluarkan limbah. Tim Gabungan juga sudah memeriksa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di PT BAS dan menyatakan bahwa air buangan baik dan sesuai standar baku mutu.

General Manager PT BAD, Hayun Basyar mengatakan, perusahaan memang bersih dan selalu beritikad baik. Pihaknya selama ini tidak pernah membuang air limbah ke anak Sungai Citarum dalam keadaan belum diolah.

Baca Juga: Bendungan Jatigede Kembali Renggut Korban Jiwa

“Kami sangat peduli lingkungan. Sebelum dibuang, seluruh air sisa produksi harus diolah melalui IPAL. Kami memiliki IPAL satu hektare,” tegas Hayun, saya dihubungi Galamedianews, Senin 25 Oktober 2021.

Menurut Hayun, IPAL yang dioperasikan 24 jam tersebut dilengkapi peralatan dan teknologi sangat memadai. Mulai sistem fisika/kimia dan sistem bakteriologi.

Sistem fisika/kimia, kata Hayun, untuk menurunkan dan menetralisir zat-zat yang terkandung dalam limbah. Sedangkan bakteriologi, untuk menurunkan Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), serta kadar keasaman (pH). “Dua kali proses. Makanya pada tahap akhir, air limbah sudah jernih,” kata Hayun.

Pada bagian muara IPAL juga disambungkan dengan kolam ikan. Sebelum dibuang melalui outlet, seluruh air yang sudah diolah melalui IPAL harus melewati kolam tersebut.

“Ikan-ikan tetap hidup dan sehat sampai sekarang. Ini indikator bahwa air yang akan dibuang, sudah bagus, memenuhi standar baku mutu, dan tidak membahayakan mahluk hidup,” terangnya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x